17 Februari, 2023
Tidak ada makan siang yang gratis, begitu kata pepatah. Namun di dalam dunia investasi, diversifikasi bisa dibilang mirip dengan “Makan siang gratis”.
Bahkan sebenarnya ide mengenai diversifikasi sebagai sesuatu yang hampir sama dengan makan siang gratis bagi para investor telah dipopulerkan sejak 1950an1 ketika sebuah portofolio yang telah didiversifikasi memperlihatkan kemampuannya untuk menghasilkan imbal hasil yang optimal dengan volatilitas yang rendah dalam jangka panjang.2
Banyak penelitian yang telah dilakukan selama bertahun-tahun juga menunjukkan bahwa perbedaan dalam kinerja portofolio dapat dikaitkan dengan alokasi aset.2
Meskipun risiko adalah sesuatu yang lumrah di dalam investasi, tapi bukan berarti kita boleh sembarangan mengambil risiko tambahan hanya untuk menaikkan imbal hasil investasi kita. Setiap kelas aset memiliki karakteristik risiko dan imbalannya masing-masing; mereka memiliki kinerja yang berbeda-beda tergantung pada posisi siklus ekonomi.
Dengan meletakkan kelas aset yang berbeda-beda di dalam satu portofolio, variabilitas masing-masing kelas aset akan tidak lagi terlalu penting, sementara keseluruhan volatilitas portofolio akan berkurang.
Itulah kelebihan dari diversifikasi.
Jadi apakah ini artinya kita harus menempatkan sebanyak mungkin kelas aset di dalam satu portofolio? Tentu saja tidak; alokasi aset adalah sebuah proses membentuk portofolio investasi yang optimal, dengan kelas dan bobot aset yang berbeda, sesuai dengan tujuan investasi serta toleransi risiko masing-masing investor. Portofolio tersebut kemudian akan memaksimalkan imbal hasil sesuai tingkat toleransi risiko investor. Keseluruhan proses ini dapat diibaratkan seperti mengalokasikan jumlah telur yang tepat ke dalam kombinasi keranjang yang berbeda-beda.
Sederhananya, berinvestasi hanya pada satu aset tidaklah akan cukup untuk memenuhi tujuan investasi. Namun dengan mengembangkan investasi dari satu aset menjadi beragam kelas aset serta dari investasi di pasar lokal menjadi pasar internasional, risiko yang dapat muncul karena terlalu mengkonsentrasikan investasi pada satu aset akan berkurang.
Kalender return tahunan dari berbagai kelas aset3
Dana darurat = back up plan
Sibuk dengan rutinitas terkadang melupakan persiapan masa pensiun
Rumah tinggal: lebih untung sewa atau beli?
Mana yang lebih untung, menyewa atau membeli rumah? Sebenarnya tak ada pilihan yang mutlak, semua bergantung pada kondisi keuangan, gaya hidup, dan kebutuhan.
Blueprint melunasi utang
Sibuk dengan rutinitas terkadang melupakan persiapan masa pensiun
Jadi bagaimana caranya melakukan diversifikasi dan pengalokasian aset? Pertama-tama investor harus mempertimbangkan 5R: Risk, Return, Right mix, Rebalancing, dan Review, yang merupakan esensi dari pengalokasian aset.
Kebutuhan kita berubah seiring dengan tahapan kehidupan yang kita lalui, dan karenanya menjadi penting untuk memahami dan mengevaluasi toleransi risiko kita yang unik. Pada umumnya, para investor muda memiliki lebih banyak waktu dan dapat mentoleransi risiko yang lebih tinggi, sementara para investor paruh baya dihadapi pada tekanan finansial yang lebih besar serta hanya dapat mentoleransi risiko yang moderat. Sedangkan para investor berusia lanjut tidak lagi memiliki sumber pendapatan yang stabil dan karenanya harus lebih fokus dalam menjaga modal.
Sebelum membangun portofolio, para investor harus memperhitungkan imbal hasil yang diharapkan karena hal ini akan sangat memengaruhi pengalokasian aset.
Dalam membangun portofolio, para investor pada intinya harus membuat keputusan mengenai bagaimana mengalokasikan modalnya ke dalam kelas-kelas aset yang berbeda, untuk memaksimalkan potensi imbal hasil sambil tetap memastikan keputusan yang diambil sesuai dengan profil risiko yang unik dari masing-masing investor.
Hal-hal yang harus dipertimbangkan antara lain: Risiko investasi yang ada, apa yang dapat dihasilkan oleh investasi tersebut untuk Anda, pada apa investasi akan dilakukan di masing-masing kelas aset, serta memilih manajer yang tepat untuk mengelola portofolio Anda.
Setelah portofolio selesai dibangun, apakah investor cukup membiarkannya saja tanpa banyak memikirkannya lagi? Ini adalah sebuah kesalahan yang harus dihindari; pasar selalu berfluktuasi, dan kelas aset yang berbeda memiliki kinerja yang berbeda pula tergantung pada siklus pasar. Bila tidak terus diawasi, bobot awal dari kelas aset akan berubah seiring dengan waktu, menjadikan portofolio yang telah kita bangun tidak lagi sesuai dengan profil risiko semula.
Karenanya portofolio harus diseimbangkan kembali (rebalanced) dengan disiplin. Bila bobot alokasi aset melenceng dari asset mix yang telah ditentukan di awal (menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah), maka harus dilakukan penyesuaian. Aset dengan kinerja yang lebih baik mungkin dapat dijual untuk mendanai pembelian aset yang berkinerja kurang baik pada harga yang murah, guna menjaga bobot alokasi portofolio agar tetap sesuai dengan yang telah ditentukan di awal.
Mekanisme manajemen “buying low, selling high” ini juga menjaga kedisiplinan para investor dengan tetap berada dalam rentang toleransi risiko mereka sendiri, dan bukannya malah melupakan alokasi aset yang telah dibuat. Alokasi aset harus diperiksa secara reguler, apakah dalam jangka bulanan, triwulanan, atau tahunan. Deviasi dari alokasi yang telah ditentukan harus diseimbangkan kembali untuk mengembalikan bobot alokasi yang telah ditargetkan.
Adalah sesuatu yang juga penting untuk mengevaluasi perubahan kebutuhan maupun tujuan finansial Anda sesuai di tahapan mana di dalam hidup Anda berada saat ini untuk melakukan penyesuaian dalam pengalokasian aset. Salah satu cara yang bagus adalah dengan me-review kinerja masa lalu dari beragam kelas aset di dalam portofolio Anda untuk menentukan apakah kelas-kelas aset tersebut telah memenuhi target investasi Anda.
Dan terlebih lagi, berkerjasamalah dengan manajer investasi yang tepat. Pilihlah manajer investasi Anda dengan bijak dengan mempertimbangkan kinerja, filosofi, maupun prinsip-prinsip pengendalian risiko mereka.
1. Pemenang hadiah Nobel ekonomi Harry Markowitz memperkenalkan konsep “diversifikasi” dan “alokasi aset” pada tahun 1952. (http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/economic-sciences/laureates/1990/press.html)
2. Financial Analysts Journal: “Determinants of Portfolio Performance” (May/June 1991); “Determinants of Portfolio Performance II: An Update” (Jan/Feb 1995); “The Equal Importance of Asset Allocation and Active Management”. Maret/April 2010.
3. Sumber data: Bloomberg, Manulife Investment Management, data per 31 Desember 2022, total imbal hasil dalam dolar AS. Obligasi AS diwakili oleh Bloomberg Barclays US Aggregate Index. Obligasi Asia diwakili oleh 50% JPMorgan Asia Credit Index + 50% HSBC Asian Local Bond Index (2008 hingga 2012)/Markit iBoxx Asian Local Bond Index (2013 hingga 2022); Obligasi high yield global diwakili oleh Bloomberg Global High Yield Corporate Bond Index. Obligasi pasar negara berkembang diwakili oleh JPMorgan EMBI Global Core Index. Ekuitas Jepang diwakili oleh MSCI Japan Index. Ekuitas AS diwakili oleh Indeks S&P 500. Ekuitas Eropa diwakili oleh MSCI Europe Index. Ekuitas Tiongkok Raya diwakili oleh MSCI Golden Dragon Index. Ekuitas Asia Pasifik ex Jepang diwakili oleh MSCI Asia Pacific ex-Japan Index. Ekuitas pasar negara berkembang diwakili oleh MSCI Emerging Markets Index. Pengembalian rata-rata mengacu pada pengembalian rata-rata tahun kalender dari 10 kelas aset yang tercantum di atas. Kinerja masa lalu tidak mengindikasikan kinerja di masa depan.