Skip to main content
Back

BI fokus menjaga stabilitas Rupiah

25 November 2024


Pasar saham global mencatat kinerja positif pekan lalu, walau dibayangi oleh eskalasi konflik Ukraina - Rusia yang saling meluncurkan rudal jarak jauh. Optimisme pasar terhadap outlook ekonomi AS menjadi faktor yang mendorong kinerja pasar, merespon data tenaga kerja dan penjualan rumah yang kuat. Klaim pengangguran turun ke 213 ribu yang merupakan level terendah sejak April, dan penjualan rumah mencatat pertumbuhan tahunan positif pertama sejak Juli 2021. Indeks S&P 500 ditutup naik 1.68% dan imbal hasil UST 10Y turun 4bps ke 4.40%. Pekan ini pasar menantikan data PCE AS, dengan konsensus memperkirakan PCE bulanan stabil di 0.2% MoM, sementara PCE tahunan naik ke 2.3%.

Di kawasan Asia, pasar bergerak variatif, di tengah eskalasi konflik Ukraina - Rusia yang mendorong kenaikan harga minyak Brent +5.8% pekan lalu. Bank sentral China mempertahankan 1Y dan 5Y loan prime rate masing-masing di 3.1% dan 3.6% sesuai dengan ekspektasi. Sementara itu bank sentral Jepang mengindikasikan ruang kenaikan suku bunga masih terbuka di Desember seiring dengan potensi tekanan inflasi dari pertumbuhan tingkat upah. Sementara itu pasar Korea Selatan dan Taiwan mencatat kinerja positif didukung oleh penguatan saham teknologi. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 0.01%.

Di pasar domestik, Bank Indonesia mempertahankan BI rate di 6.0% sesuai dengan ekspektasi, dan mengindikasikan ruang pemangkasan suku bunga yang menyempit karena potensi kebijakan Trump yang bersifat inflationary dapat mendorong The Fed untuk memangkas suku bunga lebih gradual. Sementara itu defisit neraca transaksi berjalan (CAD) Indonesia menyempit ke 0.6% dari PDB di 3Q-2024, dari 0.9% di kuartal sebelumnya. Indeks saham IDX80 mencatat kinerja positif 1.24% yang merupakan kinerja mingguan positif pertama setelah pelemahan 4 pekan beruntun. Sektor teknologi menjadi penopang kinerja pasar, sementara investor asing melanjutkan penjualan bersih IDR3.6 triliun di pasar saham. Di sisi lain, indeks obligasi BINDO turun 0.05% dengan imbal hasil SBN 10Y stabil di kisaran 6.93%. 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen