24 Agustus, 2022
Global – Pasar saham Amerika Serikat ditutup melemah, seiring pasar yang masih terus menantikan arah kebijakan The Fed dari simposium tahunan Jackson Hole. Pasar mempertimbangkan kemungkinan Fed Rate yang masih akan naik agresif di bulan September mendatang, sementara di lain pihak data-data ekonomi terus menunjukkan pelemahan, seperti misalnya US Business Activity Contract yang diumumkan kemarin menunjukkan kontraksi terdalam sejak Mei 2020. S&P turun, 0.22%, DJIA turun 0.47%, dan Nasdaq flat 0.00%. Imbal hasil UST10Y ditutup di level 3.048%.
Asia – Bursa saham Asia masih melanjutkan pelemahan, MSCI Asia Pasifik ditutup turun 0.57% mengikuti penurunan bursa Amerika Serikat sehari sebelumnya. Dari kawasan, Singapura melaporkan inflasi tertinggi dalam 14 tahun di level 7%, sementara saham-saham Jepang terkait pariwisata melesat setelah pemerintah mempertimbangkan pelonggaran arus masuk wisatawan asing.
Indonesia – IHSG menguat 0.78% ke level 7163.26 dan investor asing mencatatkan pembelian bersih IDR500.27 miliar, Rupiah menguat 0.36% ke level 14838, dan imbal hasil obligasi 10 tahun turun ke level 7.097% setelah dalam Rapat Dewan Gubernur kemarin Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan 25bps ke 3.75%, kenaikan pertama sejak November 2018. BI menyatakan kenaikan suku bunga acuan ini adalah langkah preemtif untuk menghadapi risiko kenaikan inflasi akibat kenaikan BBM Bersubsidi dan inflasi pangan yang bergejolak. Ekspektasi terkini dari BI untuk inflasi tahunan 2002: inflasi inti di kisaran 4.15% dan inflasi umum di kisaran 5.24%.
*Menggunakan data penutupan 22 Agustus 2022
Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.
IDB: Penjualan ritel AS lebih baik dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: BI mempertahankan suku bunga di 6%
Investment Daily Bread
IDB: Neraca perdagangan melanjutkan tren surplus
Investment Daily Bread
*Menggunakan data penutupan 22 Agustus 2022
Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.