Skip to main content
Back

Bursa Saham Melemah di Tengah Kekhawatiran Inflasi & Retail

17 Oktober, 2022

 

Global – Bursa saham Amerika Serikat berbalik arah terjun ke zona merah setelah rilis survei menunjukkan ekspektasi inflasi meningkat dan penjualan ritel stagnan, menggambarkan perjuangan yang dihadapi konsumen saat harga melonjak; S&P 500 turun 2.37%, Dow Jones turun 1.34% dan Nasdaq turun 3.08%. Ekspektasi inflasi University of Michigan Sentiment dalam 1 dan 5-10 tahun meningkat, masing-masing menjadi 5.1% dan 2.9%. Retail Sales (Sep) tidak berubah, setelah di revisi naik 0.4% pada bulan Agustus menunjukkan pembeli menjadi lebih berhati-hati dalam pembelian barang discretionary. Imbal hasil UST 10 tahun melonjak di atas 4.0% ke level tertinggi sejak 2008, sementara UST 2 tahun melampaui 4.5% ke level tertinggi sejak 2007. Fokus pasar selama beberapa minggu ke depan adalah bagaimana investor menanggapi rilis pendapatan perusahaan dan apakah perusahaan dapat berkinerja baik di tengah inflasi tinggi.

 

Asia – Bursa saham Asia menghentikan penurunan lima hari di tengah optimisme Kongres China dapat menghasilkan arahan untuk membantu mendorong ekonomi dan pasar finansial, MSCI Asia Pacific naik 1.52%. Saham teknologi dan finansial memimpin penguatan pasar saham. Data inflasi terbaru China menunjukkan bahwa inflasi masih relatif rendah disebabkan oleh lockdown yang mempengaruhi kebiasaan belanja; CPI (Sep) lebih rendah dari estimasi sebesar 2.8% dan PPI (Sep) lebih rendah dari estimasi sebesar 0.9%.

 

Indonesia – IHSG melanjutkan pelemahan di hari keenam, turun 0.96% sementara BINDO menguat tipis 0.01%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR425.79 miliar. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun naik ke level 7.37%.

*Menggunakan data penutupan tanggal 13 Oktober 2022

Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.

 

Unduh Dokumen

Lihat semua

*Menggunakan data penutupan 13 Oktober 2022
Catatan: Penulisan angka pada publikasi ini menggunakan format Bahasa Inggris. Sumber: Bloomberg.

 

Unduh Dokumen