17 Maret 2025
Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu dengan indeks S&P 500 turun -2.27% dan indeks Nasdaq -2.43%. Sentimen pasar dibayangi ketidakpastian dari eskalasi tarif dagang dan meningkatnya kekhawatiran risiko resesi ekonomi. Presiden Trump mengancam akan meningkatkan tarif terhadap Kanada dan Uni Eropa sebagai retaliasi tarif dari kedua kawasan terhadap AS. Sebelumnya Kanada dan UE mengumumkan tarif balasan terhadap AS yang mengenakan tarif baja dan aluminium 25%. Sementara itu data inflasi konsumen AS di bawah ekspektasi pasar, dengan inflasi bulanan lebih rendah di 0.2% MoM dan secara tahunan di 2.8% YoY di Februari. Turunnya inflasi melegakan pasar yang khawatir terhadap inflasi yang bertahan di level tinggi. Di sisi lain, data inflasi tersebut belum mencerminkan tarif AS yang diimplementasi di Maret. Rilis laporan sentimen konsumen AS oleh Univesity of Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS jatuh ke level 57.9 dari sebelumnya di 64.7. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.30% ke 4.31% pekan lalu. Pekan ini pasar akan memperhatikan rapat FOMC dan proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed. Ekspektasi konsensus, tingkat FFR akan bertahan di 4.25-4.50%.
Pasar saham kawasan Asia melemah pekan lalu, dengan indeks MSCI Asia Pacific turun -1.20%. Mayoritas pasar Asia mencatat pelemahan dengan indeks TWSE Taiwan -2.7%, indeks Hang Seng Hong Kong -1.1%, dan indeks Nifty India -0.7%. Pasar Taiwan salah satu yang melemah terdalam setelah bank sentral Taiwan mengindikasikan tantangan menjaga stabilitas nilai tukar di tengah tekanan penjualan asing di pasar saham. Sementara itu pasar China berhasil mencatat kinerja positif, dengan indeks CSI 300 +1.6%, didukung oleh harapan stimulus tambahan dari pemerintah, merespons kabar akan adanya konferensi pers di hari Senin. Konferensi pers dikabarkan akan dihadiri perwakilan dari kementerian keuangan, perdagangan, bank sentral, serta regulator pasar dan akan mengumumkan kebijakan terkait konsumsi.
Di domestik, pasar saham dan obligasi melemah pekan lalu, dengan indeks saham IDX80 -3.6% dan indeks obligasi BINDO -0.06%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR3.7 triliun di pasar saham, dan nilai tukar Rupiah melemah -0.3% terhadap USD ke level 16,350. Pemerintah melaporkan realisasi APBN tahun berjalan hingga Februari mencatat defisit IDR31.2 triliun (0.13% dari PDB), berlawanan dengan surplus IDR26 triliun di periode sama 2024. Defisit dipengaruhi oleh turunnya pendapatan negara yang mencapai -20% YoY. Sementara itu lembaga pemeringkat Fitch mempertahankan rating Indonesia di 'BBB' tetap pada investment grade dengan outlook 'stabil' didukung pertumbuhan ekonomi yang solid dan tingkat utang pemerintah yang rendah. Pekan ini pasar menantikan rapat Bank Indonesia, dengan ekspektasi konsensus BI Rate bertahan di 5.75%.
IDB: Dividen tinggi Himbara dan aksi buyback menopang pasar
Investment Daily Bread
IDB: Tarif sekunder Presiden Trump
Investment Daily Bread
IDB: Presiden Trump indikasikan pengumuman tarif baru di 2 April
Investment Daily Bread