25 November 2021
John Hancock Investment Management
Faktor isu lingkungan (environment) dan sosial (social) sering kali menjadi sorotan dalam pembicaraan terkait investasi yang berbasis ESG dibanding faktor tata kelola (governance). Akan tetapi, praktik tata kelola perusahaan menentukan pendekatan perusahaan dalam membangun nilai pemangku kepentingan, termasuk bagaimana perusahaan berusaha memitigasi risiko dan meraih peluang yang berkaitan dengan faktor lingkungan dan sosial.
G adalah singkatan dari governance atau tata kelola, yang pada dasarnya berarti kebijakan dan praktik - dan pada akhirnya nilai-nilai - yang memandu bagaimana sebuah perusahaan dioperasikan dan dikelola. Meskipun merupakan komponen inti dari ESG, tata kelola perusahaan sering kali diabaikan, dan praktik tata kelola yang buruk dapat menciptakan lahan basah untuk praktik-praktik penyimpangan dalam perusahaan.
Tata kelola memiliki dua komponen utama: pengelolaan perusahaan dan perilaku perusahaan. Pengelolaan melibatkan susunan dewan direksi, kepemilikan, dan tim manajemen perusahaan serta praktik akuntansi, audit, dan keterbukaan perusahaan. Pengelolaan yang baik lebih dari sekadar mencari keragaman dalam jajaran pimpinan perusahaan dalam hal gender, ras, dan latar belakang. Hal ini juga memastikan bahwa ada perpaduan yang baik antara orang-orang yang merupakan anggota direktur atau komisaris independen dari luar perusahaan dan dapat memberikan perspektif yang segar dan pengawasan yang nyata, bercampur dengan orang dalam yang memiliki pengetahuan yang lebih dalam tentang perusahaan. Melalui peran pengawasan mereka, direktur atau komisaris independen dan komite audit dapat berfungsi sebagai penjaga gerbang (gatekeeper) dan berpotensi mengurangi risiko praktik akuntansi yang menyimpang.
Di bawah lingkup perilaku perusahaan, terdapat etika bisnis perusahaan, transparansi, dan kepatuhan terhadap peraturan, serta adanya praktik antipersaingan usaha, korupsi, atau ketidakstabilan.
Tata kelola yang baik dapat:
Berita utama baru-baru ini tentang tata kelola perusahaan di sektor minyak dan gas serta meningkatnya perhatian pada faktor keberlanjutan dan ESG secara umum menandakan bahwa perusahaan-perusahaan publik akan terus menghadapi tekanan untuk memperluas tujuan mereka lebih dari sekadar keuntungan dan kepentingan pemegang saham, serta merangkul tujuan dan pemangku kepentingan (stakeholder) yang lebih luas. Sebagaimana perusahaan memiliki dorongan untuk membuat produk dan layanan yang ingin dibeli oleh masyarakat, mereka juga memiliki dorongan yang sama untuk melakukan pendekatan terhadap tata kelola dan praktik korporasi yang secara umum dengan cara-cara yang membuat pelanggan dan klien merasa nyaman berbisnis dengan mereka.
1 A case for modern governance: The high cost of governance deficits, Diligent Institute, 2019. Dapat diakses melalui: https://www.diligentinstitute.com/research/modern-governance-report/
2 Survei Milenial Deloitte, Deloitte, 2018.
IDB: Pertumbuhan ekonomi AS direvisi naik
Baca selengkapnyaIDB: The Fed Indikasikan pemangkasan suku bunga lebih gradual
Baca selengkapnyaIDB: Ekspektasi BI Rate tetap di 6%
Baca selengkapnya