24 Juli, 2023
Pekan lalu
Pasar saham Amerika Serikat ditutup bervariasi, laporan laba mengecewakan dari Tesla dan Netflix serta antisipasi rebalancing pada indeks Nasdaq 100 menyeret saham teknologi, indeks Nasdaq turun 0.57%, sementara S&P 500 naik 0.69% dan Dow Jones naik 2.08%. Perhatian pasar tertuju pada laporan pendapatan perusahaan untuk melihat dampak dari tekanan inflasi dan suku bunga. Perusahaan pada S&P 500 diperkirakan akan membukukan penurunan laba sebesar 9% pada kuartal dua. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China dapat memicu efek lanjutan pada ekonomi dunia, namun AS tampaknya akan menghindari resesi. Sinyal ketahanan ekonomi AS termasuk penurunan klaim pengangguran yang tak terduga menghidupkan kembali spekulasi bahwa Federal Reserve akan melanjutkan pengetatan moneter di luar pertemuan minggu depan. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup tidak berubah di level 3.83%.
Pertumbuhan ekonomi China yang lebih lambat dari perkiraan dan aksi jual pada saham teknologi setelah TSMC memangkas prospek pendapatan tahunannya menekan pasar saham Asia, MSCI Asia Pacific turun 1.65%. PDB China kuartal dua tumbuh lebih lambat dibandingkan perkiraan sebesar 6.3% YoY vs estimasi 7.1%. Perlambatan pada belanja konsumen yang menjadi penopang utama pertumbuhan melambat. Penjualan ritel bulan Juni naik 3.1% YoY, lebih rendah dari bulan sebelumnya 12.7%. Pemerintah China merespons dengan mengeluarkan kebijakan untuk mendukung konsumsi masyarakat, khususnya untuk perabotan rumah tangga.
Berbeda dengan bursa regional pasar finansial Indonesia menguat, IHSG naik 0.16% sementara BINDO naik 0.04%. Neraca perdagangan Juni membukukan surplus lebih tinggi dari estimasi sebesar USD3.46 miliar. Ekspor mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan impor, masing-masing sebesar -21.18% YoY dan -18.35% YoY. Investor asing di pasar saham membukukan pembelian bersih senilai IDR2.11 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun ditutup naik menjadi 6.24% dari penutupan pekan sebelumnya 6.17%.
Pekan Ini
Perhatian pasar akan tertuju pada besaran kenaikan suku bunga dan komentar Powell terkait peluang kebijakan moneter ke depannya. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.25-5.50%. Inflasi yang terkendali diperkirakan akan membuat Bank Indonesia menjaga suku bunga di level 5.75%.
IDB: Pertumbuhan ekonomi AS direvisi naik
Baca selengkapnyaIDB: The Fed Indikasikan pemangkasan suku bunga lebih gradual
Baca selengkapnyaIDB: Ekspektasi BI Rate tetap di 6%
Baca selengkapnya
Pekan ini
Perhatian pasar akan tertuju pada besaran kenaikan suku bunga dan komentar Powell terkait peluang kebijakan moneter ke depannya. The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5.25-5.50%. Inflasi yang terkendali diperkirakan akan membuat Bank Indonesia menjaga suku bunga di level 5.75%.