28 Oktober 2024
Pasar global bergerak fluktuatif pekan lalu dengan sentimen pasar dipengaruhi oleh musim laporan keuangan emiten dan perhatian terhadap pemilu AS di 5 November mendatang. Rilis laporan keuangan emiten AS sejauh ini relatif positif, di mana 75% dari emiten S&P 500 mencatat earnings lebih baik dari ekspektasi (dari 37% emiten yang telah merilis laporan 3Q-24). Di sisi lain, survei pemilu AS yang ketat antara capres Trump dan Harris menjadi faktor kekhawatiran bagi pasar. Potensi terpilihnya Trump diperkirakan dapat meningkatkan penerbitan utang AS dan menekan kondisi fiskal. Imbal hasil UST 10Y naik dari 4.08% ke 4.24% pekan lalu ke level tertinggi sejak Juli 2024. Nilai tukar USD juga melanjutkan tren penguatan di tengah ketidakpastian pasar dengan indeks DXY menyentuh level tertinggi sejak Juli 2024. Selain ketidakpastian pemilu, pasar juga dibayangi ekspektasi pemangkasan FFR yang lebih konservatif karena data ekonomi AS yang kuat dan kekhawatiran kebijakan Trump dapat mendorong inflasi. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.96% pekan lalu, dan Dow Jones turun 2.68%.
Pasar saham kawasan Asia melemah pekan lalu di tengah sentimen global yang kurang kondusif karena tekanan penguatan USD dan naiknya imbal hasil UST. Indeks MSCI Asia Pacific melemah 2.53% pekan lalu, menjadikan pelemahan 4 pekan beruntun. Pasar Jepang menjadi pemberat utama kinerja indeks, dibayangi oleh ketidakpastian menjelang pemilu legislatif di akhir pekan. Hitung awal memproyeksikan koalisi pemerintah yang berkuasa gagal meraih mayoritas di parlemen. Indeks Topix Jepang ditutup turun -2.6%. Pekan ini pasar menantikan rapat BoJ, dengan konsensus pasar memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 0.25%. Pasar Asia lain juga ditutup turun pekan lalu, seperti indeks Kospi Korea -0.4%, TWSE Taiwan -0.6%, dan Hang Seng Hong Kong -1.0%. Sementara itu pasar China mainland menguat dengan indeks CSI 300 +0.8% didukung oleh optimisme dari pemangkasan suku bunga bank sentral di awal pekan lalu.
Pasar domestik bergerak fluktuatif pekan lalu, tidak luput dari tekanan naiknya imbal hasil UST dan penguatan USD. Indeks saham IDX80 melemah 1.50% dan indeks obligasi BINDO melemah 0.19%. Rupiah melemah 1.13% terhadap USD pekan lalu ke level 15,640/USD di tengah tekanan penguatan USD dan naiknya imbal hasil UST. BI mengindikasikan melakukan intervensi di pasar spot dan DNDF untuk membantu stabilisasi Rupiah. Imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.66% ke 6.75%, dan investor asing mencatat penjualan bersih IDR3.6 triliun di pasar saham.
IDB: Inflasi 2024 terendah dalam sejarah
Investment Daily Bread
IDB: Pemerintah membatalkan rencana kenaikan PPN
Investment Daily Bread
IWH: Pasar global positif di periode perdagangan akhir tahun
Investment Weekly Highlights