16 Desember 2024
Pasar saham Amerika Serikat bergerak melemah pekan lalu mengakhiri penguatan 3 pekan beruntun. Data inflasi menjadi perhatian pasar karena menjadi rilis data penting terakhir sebelum rapat FOMC The Fed di pekan ini. data inflasi sesuai dengan ekspektasi pasar dan memperkuat harapan The Fed dapat melanjutkan pemangkasan suku bunga di rapat pekan depan. Inflasi di level 0.3% MoM/2.7% YoY sesuai dengan ekspektasi pasar. Inflasi inti juga stabil di level 3.3% YoY. Di sisi lain, inflasi harga produsen naik melebihi ekspektasi di 0.4% MoM, kenaikan tertinggi sejak bulan Juni. Secara tahunan PPI Index ini naik menjadi 3%, tertinggi sejak awal 2023. Walau demikian data ini tidak mengubah harapan pasar terhadap potensi pemangkasan suku bunga. Probabilitas pemangkasan suku bunga The Fed di Desember menguat menjadi 93% dari akhir pekan sebelumnya di 85%. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.64% pekan lalu dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.15% ke 4.39%. Sementara itu ECB memangkas suku bunga 25bps menjadi 3.0% sesuai dengan ekspektasi dan merevisi turun outlook pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Di kawasan Asia, pasar kecewa terhadap hasil rapat Central Economic Work Conference China yang menjanjikan stimulus tambahan untuk mendukung konsumsi, namun belum ada perincian kebijakan spesifik yang disampaikan. Indeks saham China CSI 300 melemah 1.01% pekan lalu. Data ekonomi China kembali belum menunjukkan sinyal perbaikan, dengan tekanan deflasi masih terjadi, dan pertumbuhan ekspor kembali melandai. Sementara itu sentimen di pasar Korea Selatan membaik setelah pemerintah mengatakan akan meningkatkan usaha untuk stabilisasi pasar finansial. Indeks Kospi Korea ditutup naik 2.73% pekan lalu. Pekan ini pasar menantikan rapat bank sentral Jepang, dengan ekspektasi suku bunga acuan bertahan di 0.25%. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 0.70% pekan lalu.
Pasar saham dan obligasi domestik melemah pekan lalu di tengah pelemahan Rupiah yang berada di level psikologis 16,000. Bank Indonesia mengindikasikan melakukan intervensi secara agresif untuk menopang Rupiah di tengah penguatan nilai tukar USD secara global. Indeks saham IDX80 melemah 0.71% pekan lalu dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR2.7 triliun. Indeks obligasi BINDO melemah 0.12% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.92% ke 7.02%. Pekan ini pasar menantikan rapat Bank Indonesia, dengan ekspektasi BI Rate bertahan di 6%.
Seeking Alpha Desember 2024: Trump 2.0: Akankah berbeda?
Seeking Alpha
IDB: BI intervensi agresif menopang Rupiah
Baca selengkapnyaIDB: Inflasi Produsen AS meningkat
Baca selengkapnya