Skip to main content
Back

Mengaplikasikan Lensa ESG Ke Dalam Analisa Makroekonomi – Sebuah Titik Awal (bagian 2)

17 Agustus, 2021

Frances Donald, Global Chief Economist & Head of Macro Strategy

Bank sentral dan outlook suku bunga

Tumbuhnya kesadaran akan ESG juga telah memengaruhi cara kita mempelajari bank sentral global dan keputusan kebijakan mereka. Faktanya, kami memiliki pandangan yang lebih dovish mengenai masa depan kebijakan secara global daripada yang seharusnya terjadi karena kami menyadari bahwa banyak bank sentral telah mulai memasukkan dampak perubahan iklim ke dalam cara mereka menilai pertumbuhan dan risiko ekonomi, dan beberapa dari mereka sedang dalam proses transisi mandat mereka—secara formal dan informal—untuk memasukkan pertumbuhan yang lebih adil.  Memang betul, semua bank sentral utama telah bersikap vokal dan hati-hati untuk mengakui masalah ini. Network of Central Banks and Supervisors For Greening the Financial System, di mana sebagian besar bank sentral pasar negara maju menjadi anggotanya, telah melakukan banyak penelitian mendalam tentang masalah ESG yang kami yakini akan menginformasikan pemikiran bank sentral ke depannya. Menurut pandangan kami, mengabaikan pergeseran yang jelas terlihat di antara pembuat kebijakan ini dapat mendatangkan risiko salah terbacanya niat bank sentral, dan menyebabkan perkiraan makro yang terlalu hawkish. 

Bank sentral dan ESG: sebuah lanskap yang berevolusi

Perubahan iklim dapat meningkatkan risiko finansial, kredit, dan likuiditas

  • Semua yang lain sama, pertumbuhan bisa lebih tidak menentu, dengan kelemahan yang asimetris
  • Pendekatan yang lebih hati-hati terhadap kebijakan moneter, siklus kenaikan suku bunga yang tertunda
  •  

Transisi iklim dapat menyebabkan hilangnya pertumbuhan ekonomi, berpotensi terjadi melalui guncangan penawaran dan permintaan

  • Siklus kenaikan suku bunga yang terjadi belakangan dengan lebih halus
  •  

Perubahan iklim dapat menyebabkan tingkat tabungan rumah tangga yang lebih tinggi, dan premi risiko yang lebih tinggi dapat menurunkan tingkat bunga alami

  • Bank sentral memiliki terminal rate yang lebih rendah untuk siklus kenaikan suku bunga mereka
  • Bank sentral memiliki lebih sedikit ruang kebijakan untuk bermanuver
  •  

Perubahan tingkat harga dapat menjadi lebih umum seiring dengan berlangsungnya transisi iklim

  • Bank sentral mungkin menjadi merasa semakin nyaman dengan gagasan inflasi yang lebih tinggi secara struktural
  •  

Fokus yang berkembang pada kebijakan yang adil yang dapat menguntungkan rumah tangga secara lebih merata

  • Bank sentral dapat memperluas mandat mereka di luar inflasi dan lebih memperhatikan susunan pasar tenaga kerja, dengan mempertimbangkan kesetaraan ras dan gender, dan karenanya diperlukan sikap yang lebih dovish terhadap kebijakan moneter.

Sumber: The Network of Central Banks and Supervisors for Greening the Financial System, Manulife Investment Management, 1 Juli 2021.

Pengeluaran fiskal dan kalkulasi pertumbuhan 

Kami sebelumnya telah menulis tentang bagaimana wabah COVID-19 dapat menyebabkan pengeluaran fiskal yang lebih tinggi secara struktural, pemerintah yang lebih besar, dan tingkat penerbitan obligasi pemerintah yang jauh lebih tinggi. Bukan rahasia lagi bahwa para ekonom telah mencoba dan menguji cara untuk mengintegrasikan pengeluaran pemerintah yang lebih tinggi ke dalam outlook ekonomi kita; namun, bagaimana pemerintah membelanjakan uang mereka dan untuk apa mereka membelanjakannya memiliki implikasi penting bagi pertumbuhan. 

 

Sebagai konteks, jumlah pengeluaran pemerintah yang telah dialokasikan untuk investasi hijau di antara negara-negara maju setelah wabah COVID-19 belum pernah terjadi sebelumnya: sekitar setengah dari American Jobs Plan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Biden akan berhubungan dengan inisiatif hijau,  sementara 37% dari dana pemulihan Uni Eropa bersifat ramah iklim.  Yang terpenting, inisiatif ini diharapkan memiliki efek pengganda yang lebih tinggi dibandingkan dengan belanja infrastruktur non-hijau.  Tingkat pengeluaran hijau (green spending) pemerintah yang lebih tinggi juga cenderung mengurangi biaya transisi karbon secara keseluruhan dan menurunkan risiko yang mungkin menghambat pertumbuhan sebagai akibat dari perubahan iklim. Ini adalah elemen penting yang perlu diperhitungkan dalam prakiraan ekonomi makro.

 

Ada satu aspek kunci lain dari narasi green spending yang relevan dengan pasar modal global: lonjakan permintaan—dan, oleh karena itu, peningkatan pasokan yang diharapkan—untuk obligasi hijau negara (green sovereigh bonds).  Beberapa lelang obligasi hijau Eropa di 2021 mengalami kelebihan permintaan; ini biasanya terjadi pada obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama dengan imbal hasil yang lebih tinggi yang berpotensi mengubah lanskap obligasi pemerintah global.   Kami mengharapkan pasar obligasi hijau negara menjadi bagian penting dari strategi pengelolaan utang dan konstruksi fiskal banyak negara.

 

4 “Survey on monetary policy operations and climate change: key lessons for further analyses,” Network of Central Banks and Financial Supervisors for Greening the Financial System, Desember 2020.

5 “Does Biden’s American Jobs Plan Stack Up on Climate and Jobs?” World Resources Institute, 1 April 2021.

6 “Commission welcomes political agreement on Recovery and Resilience Facility,” European Commission, 18 Desember 2020.

7 “Building Back Better: How Big Are Green Spending Multipliers?” International Monetary Fund, 19 Maret 2021.

8 “Borrowers tap hot ESG demand to sell green bonds at a premium,” Financial Times, 9 April 2021.

9 Bloomberg, per 1 Juli, 2021.

Lihat semua
Informasi libur

Menyambut Hari Raya Natal 2024, kantor kami tidak beroperasi pada 25-26 Desember 2024 dan akan kembali beroperasi pada 27 Desember 2024. Selengkapnya

View more
Informasi libur

Menyambut Hari Raya Natal 2024, kantor kami tidak beroperasi pada 25-26 Desember 2024 dan akan kembali beroperasi pada 27 Desember 2024. Selengkapnya

View more