Hanya untuk investor profesional PT Manulife Aset Manajemen Indonesia.
Bukan untuk umum.
ULASAN MAKROEKONOMI
Di bulan Maret 2025, inflasi naik menjadi +1% YoY, berbalik dari deflasi -0,1% YoY pada bulan sebelumnya. Secara bulanan, inflasi naik +1,6% MoM pada bulan Maret dari -0,5% pada Februari. Penyebab utamanya adalah berakhirnya diskon tarif listrik untuk pelanggan prabayar. Harga listrik rumah tangga meningkat +43% MoM, berbalik dari -18,3% pada Februari. Inflasi makanan dan minuman serta tembakau sedikit menurun menjadi +2,1% YoY dari +2,3% pada Februari. Inflasi transportasi tercatat -0,1% MoM, berbalik dari +0,3% pada Februari, akibat diskon tarif yang diberlakukan oleh pemerintah. Inflasi inti stabil di +2,5% YoY. Kami memperkirakan inflasi akan meningkat lebih lanjut pada bulan April karena berakhirnya diskon listrik untuk pelanggan pasca bayar.
PMI Manufaktur Indonesia turun menjadi 52,4 pada Maret 2025 dari 53,6 pada Februari. Pertumbuhan output dan pesanan baru terus berlanjut. Sementara itu, pertumbuhan tenaga kerja mencapai titik terendah dalam 3 bulan, sementara kebutuhan tenaga kerja terus meningkat untuk bulan keempat. Dalam Rapat Dewan Gubernur terkini, Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%, mencerminkan sikap hati-hati di tengah ketidakpastian global yang terus-menerus.
Di dua bulan pertama tahun ini, pendapatan pemerintah turun -21% YoY seiring turunnya penerimaan pajak sebesar -25% YoY akibat faktor musiman, restitusi, dan harga komoditas. Selain itu, masalah terkait sistem Coretax yang baru diterapkan berkontribusi pada penurunan tajam penerimaan negara. Meskipun terjadi penurunan, penilaian terbaru dari lembaga pemeringkat Moody’s masih tetap menegaskan kekuatan fundamental Indonesia, mendorong lembaga tersebut untuk mempertahankan peringkat Indonesia di Baa2 dengan prospek stabil. Konfirmasi ini mengikuti pemeringkat Fitch yang sebelumnya juga lebih dahulu mempertahankan peringkat Indonesia di BBB.
PASAR SAHAM
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 3,8% setelah mengalami koreksi -11,8% pada bulan sebelumnya, mengungguli pasar global (MSCI World -4,6%), pasar regional (MSCI APXJ +0,7%) dan pasar negara berkembang (MSCI EM +0,4%). Investor asing masih mencatatkan arus keluar sebesar -USD489,7 juta, meskipun sudah jauh lebih rendah dibandingkan dengan -USD1,1 miliar pada bulan sebelumnya. Arus keluar ini disebabkan oleh kekhawatiran yang berkelanjutan atas ketidakpastian kebijakan dan inflasi terkait dengan narasi perang tarif AS. Ada juga kekhawatiran terhadap kebijakan domestik. Peluncuran Danantara menimbulkan kekhawatiran terhadap tata kelola dan dampaknya pada BUMN dan sektor perbankan. Sektor teknologi (+21,5%) tetap menjadi yang paling unggul di bulan Maret, sementara sektor konsumer siklikal (-7,4%) menjadi yang paling terpuruk.
Kekhawatiran terhadap tarif AS dan kebijakan domestik menjadi penyebab volatilitas pasar. Namun fundamental Indonesia yang kuat (misalnya ketergantungan rendah pada ekspor) dan siklus suku bunga yang lebih rendah dapat mendukung minat investor asing ke Indonesia dalam jangka menengah-panjang. Pasar saham Indonesia diperdagangkan pada valuasi yang menarik, jauh lebih rendah dari rata-ratanya dalam sepuluh tahun terakhir. Kami terus percaya bahwa eksposur terhadap ekonomi Indonesia dapat tetap positif dan kami tetap optimis terhadap daya tarik investasi jangka panjang di Indonesia.
PASAR OBLIGASI
Pasar obligasi berbalik arah melemah, terkoreksi -0,17% MoM walaupun sepanjang tahun berjalan masih mencatatkan kinerja positif 1,95%. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik 9bps dari 6,90% ke 6,99%, sejalan dengan pergerakan imbal hasil UST 10 tahun yang meningkat dari 4,21% menjadi 4,36% (naik 15bps). Obligasi pemerintah Indonesia mengalami koreksi signifikan menjelang akhir bulan dengan imbal hasil obligasi 10 tahun sempat melejit ke level 7,20%. Selisih antara SBN dan UST mengecil dari 270bps menjadi 264bps, namun tetap lebih tinggi dibandingkan rata-rata selisih satu tahun terakhir sebesar 261bps.
Di bulan Januari, beberapa indikator seperti deflator PCE, indeks manufaktur, non farm payrolls, inflasi, secara keseluruhan menurun, memberi sinyal terjadinya pelemahan ekonomi AS, memicu turunnya imbal hasil UST10 tahun. Kekhawatiran terhadap prospek pertumbuhan AS yang dipicu oleh perang tarif antara AS dan beberapa negara lain juga semakin mendorong penurunan imbal hasil UST dan pelemahan USD. Namun sikap hawkish dari The Fed seiring pidato terakhir chairman Jerome Powell yang memberi sinyal bahwa The Fed tidak perlu terburu-buru untuk menurunkan suku bunga, serta penundaan dalam penerapan tarif, mendorong kembali kenaikan imbal hasil UST10 tahun, ditutup di level 4.36% di akhir bulan.
Pada awalnya pasar obligasi cukup bertahan, terlihat dari permintaan masuk pada lelang reguler obligasi pemerintah yang melejit ke level tertinggi ketiga di tahun 2025 ini, dengan keikutsertaan investor yang juga masih cukup baik. Namun ditundanya rilis laporan APBN hampir satu bulan dan adanya isu bahwa ada menteri yang akan mengundurkan diri dari kabinet membuat gejolak di pasar domestik. Lebih jauh, di tengah bulan Ramadhan dan menjelang libur panjang Idul Fitri, investor cenderung mengurangi risiko di pasar, dan secara keseluruhan membuat imbal hasil obligasi meningkat di akhir bulan.
Dari pasar primer khususnya lelang obligasi pemerintah reguler, permintaan dalam lelang SUN menurun, lebih rendah dari rata-rata permintaan tahun 2025 sebesar IDR64 triliun, sementara permintaan untuk lelang SBSN meningkat, sedikit lebih tinggi dari rata-rata tawaran tahun 2025 sebesar IDR21 triliun. Dari sisi obligasi ritel, pemerintah berencana untuk mengeluarkan Sukuk Tabungan lainnya dalam dua gelombang, ST014T2 dengan tenor 2 tahun dan ST014T4 dengan tenor 4 tahun, masing-masing menawarkan kupon 6,50% dan 6,60%. Periode pengumpulan dan diharapkan berakhir pada April 2025. Sementara itu, meskipun BI akhirnya mempertahankan level suku bunga acuan, suku bunga SRBI terus menurun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang SRBI 12 bulan berada di level 6,43%.
Meskipun di bulan Maret investor asing tetap menjadi pembeli bersih sebesar IDR2,78 triliun, secara persentase kepemilikannya turun menjadi 14,33% dibandingkan 14.38% di bulan sebelumnya.
Di bulan Maret kurva imbal hasil menunjukkan pola bearish flattening, dengan imbal hasil obligasi 2 tahun naik paling tinggi 11bps.
Memperingati Jumat Agung, wafatnya Isa Al Masih, kantor kami tidak beroperasi pada 18 April 2025 dan akan kembali beroperasi pada 21 April 2025. Selengkapnya
View more
Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya
View more
Informasi libur
Memperingati Jumat Agung, wafatnya Isa Al Masih, kantor kami tidak beroperasi pada 18 April 2025 dan akan kembali beroperasi pada 21 April 2025. Selengkapnya
View more
Waspada modus penipuan mengatasnamakan MAMI. Selengkapnya