Skip to main content
Back

Neraca perdagangan melanjutkan tren surplus

16 Oktober 2024


Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dengan indeks S&P 500 ditutup turun 0.76%. Aksi jual terjadi di sektor teknologi setelah ASML, perusahaan yang produksi alat pembuat chip, melaporkan penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi di 3Q dan menurunkan outlook penjualan untuk 2025. Selain itu indeks juga tertekan oleh pelemahan sektor energi setelah harga minyak Brent turun 4% ke level USD74.2/bbl. Di sisi lain, kinerja pasar tertopang oleh sektor finansial didukung oleh laporan earnings yang positif dari perbankan besar seperti Goldman Sachs, Bank of America, dan Citigroup. Imbal hasil UST 10Y turun dari 4.10% ke 4.03%.   

Asia
Di kawasan Asia, indeks MSCI Asia Pacific melemah 0.28% dipengaruhi pelemahan pasar China dan Hong Kong. Indeks CSI 300 China -2.6% dan indeks Hang Seng Hong Kong -3.6% di tengah ketidakpastian outlook stimulus dari China. Selain itu pelemahan sektor energi juga menekan kinerja indeks Asia seiring turunnya harga minyak dunia setelah Israel dikabarkan tidak akan menyerang infrastruktur minyak Iran, sehingga mengurangi kekhawatiran disrupsi pasokan minyak dunia. Sementara itu pasar Asia selain China relatif positif, di mana indeks TWSE Taiwan +1.4%, Kospi Korea +0.4%, dan Topix Jepang +0.6%. 

Indonesia

Di pasar domestik, neraca perdagangan mencatat surplus USD3.2 miliar di September, naik dari USD2.7 miliar di bulan sebelumnya. Ekspor tumbuh 6.4% YoY dan impor tumbuh 8.5% YoY, keduanya lebih rendah dari pertumbuhan bulan lalu. Indeks saham IDX80 menguat 1.12% dengan sektor konsumer non-siklikal mencatat kinerja terbaik di pasar, sementara sektor infrastruktur melemah terdalam. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR339 miliar di pasar saham. Indeks obligasi BINDO ditutup positif 0.01% dengan imbal hasil SBN 10Y stabil di kisaran 6.69%. Hari ini pasar menantikan rapat BI dengan konsensus memperkirakan BI rate bertahan di 6%.

 



Unduh Dokumen

16 Oktober 2024


Global
Pasar saham Amerika Serikat melemah dengan indeks S&P 500 ditutup turun 0.76%. Aksi jual terjadi di sektor teknologi setelah ASML, perusahaan yang produksi alat pembuat chip, melaporkan penjualan yang lebih rendah dari ekspektasi di 3Q dan menurunkan outlook penjualan untuk 2025. Selain itu indeks juga tertekan oleh pelemahan sektor energi setelah harga minyak Brent turun 4% ke level USD74.2/bbl. Di sisi lain, kinerja pasar tertopang oleh sektor finansial didukung oleh laporan earnings yang positif dari perbankan besar seperti Goldman Sachs, Bank of America, dan Citigroup. Imbal hasil UST 10Y turun dari 4.10% ke 4.03%.   

Asia
Di kawasan Asia, indeks MSCI Asia Pacific melemah 0.28% dipengaruhi pelemahan pasar China dan Hong Kong. Indeks CSI 300 China -2.6% dan indeks Hang Seng Hong Kong -3.6% di tengah ketidakpastian outlook stimulus dari China. Selain itu pelemahan sektor energi juga menekan kinerja indeks Asia seiring turunnya harga minyak dunia setelah Israel dikabarkan tidak akan menyerang infrastruktur minyak Iran, sehingga mengurangi kekhawatiran disrupsi pasokan minyak dunia. Sementara itu pasar Asia selain China relatif positif, di mana indeks TWSE Taiwan +1.4%, Kospi Korea +0.4%, dan Topix Jepang +0.6%. 

Indonesia

Di pasar domestik, neraca perdagangan mencatat surplus USD3.2 miliar di September, naik dari USD2.7 miliar di bulan sebelumnya. Ekspor tumbuh 6.4% YoY dan impor tumbuh 8.5% YoY, keduanya lebih rendah dari pertumbuhan bulan lalu. Indeks saham IDX80 menguat 1.12% dengan sektor konsumer non-siklikal mencatat kinerja terbaik di pasar, sementara sektor infrastruktur melemah terdalam. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR339 miliar di pasar saham. Indeks obligasi BINDO ditutup positif 0.01% dengan imbal hasil SBN 10Y stabil di kisaran 6.69%. Hari ini pasar menantikan rapat BI dengan konsensus memperkirakan BI rate bertahan di 6%.

 



Unduh Dokumen

Lihat semua