26 Februari, 2024
Optimisme terhadap ketahanan ekonomi, pelonggaran moneter dan pendapatan perusahaan mendorong S&P 500 ke level tertinggi sepanjang masa. Hasil pendapatan Nvidia yang lebih baik dibandingkan ekspektasi dan prospek pendapatannya yang kuat memberikan dorongan bagi perusahaan semikonduktor. Selama sepekan S&P 500 naik 1.66% dan Nasdaq naik 1.40%. Tiga pejabat tinggi The Fed menekankan bahwa bank sentral berada di jalur yang tepat untuk memangkas suku bunga di tahun ini, namun mengatakan diperlukan lebih banyak bukti mengenai disinflasi. Initial Jobless Claims (Feb 17) turun ke level terendah dalam sebulan, menggarisbawahi berlanjutnya penguatan di pasar tenaga kerja. Sektor manufaktur di bulan Feb tumbuh lebih tinggi dibandingkan estimasi sebesar 51.5, sementara sektor jasa tumbuh lebih rendah dibandingkan estimasi sebesar 51.3. Imbal hasil UST 10 tahun turun ke level 4.24% dari penutupan pekan sebelumnya 4.27%.
Optimisme pelaku pasar melalui upaya penyelamatan pasar finansial yang dilakukan oleh pemerintah China mendorong bursa saham Asia, selama sepekan MSCI Asia Pacific naik 1.23%. Pemerintah China mengambil langkah untuk memulihkan kepercayaan investor termasuk pembatasan penjualan bersih saham, pembelian saham oleh dana negara dan pembatasan quantitative trading. Selain itu baiknya rilis kinerja pendapatan Nvidia dan data pariwisata di China yang kuat selama Tahun Baru Imlek turut mendorong sentimen positif di pasar finansial.
Aksi ambil untung investor domestik memberikan tekanan pada pasar saham Indonesia, IDX 80 melemah 0.93%, sedangkan investor asing di pasar saham masih membukukan pembelian bersih mingguan senilai IDR1.02 triliun. BINDO menguat 0.25%, imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun ditutup naik menjadi 6.57% dari penutupan pekan sebelumnya 6.62%. Sesuai dengan ekspektasi pasar dan postur kebijakan yang mendukung stabilitas Rupiah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6.0%. BI mengindikasikan suku bunga masih akan bertahan di tengah arah kebijakan The Fed yang masih tentatif. Neraca Pembayaran Indonesia (4Q) mengalami surplus USD8.6 miliar. Surplus NPI ini ditopang oleh kuatnya kinerja transaksi modal dan finansial, terutama karena asing sudah mulai masuk kembali ke investasi portofolio. Sebaliknya, transaksi berjalan Indonesia (4Q) tercatat mengalami defisit sebesar USD1.3 miliar (0.38% dari PDB) meningkat dibandingkan dengan defisit USD1.0 miliar (0.3% dari PDB) pada 3Q. Selama 2023 transaksi berjalan mengalami defisit USD1.6 miliar (0.1% dari PDB).
IDB: Pasar global menguat pasca data PCE AS yang suportif
Baca selengkapnyaIWH: The Fed sinyalkan pemangkasan suku bunga lebih gradual
Investment Weekly Highlights
IDB: Data PCE AS melandai lebih baik dari ekspektasi
Baca selengkapnya