Skip to main content
Back

Pasar global fluktuatif di periode Nataru

6 Januari 2025


Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu di tengah aktivitas pasar yang sepi pada periode Nataru. Indeks S&P 500 ditutup turun 0.48% dan indeks Nasdaq turun 0.51%, sementara imbal hasil UST 10Y turun dari 4.62% ke 4.59%. Sentimen pasar juga dipengaruhi oleh proyeksi pertumbuhan PDB 4Q-2024 AS yang direvisi turun oleh Atlanta Fed dari 3.1% menjadi 2.6% karena investasi domestik yang lebih rendah dari ekspektasi. Selain itu data manufaktur AS tetap pada zona kontraksi, dengan ISM manufacturing di level 49.3 untuk Desember. Data klaim pengangguran lebih baik dari ekspektasi di 211 ribu yang mengindikasikan sektor tenaga kerja AS tetap resilien. Di sisi lain data ini memperkuat narasi The Fed untuk tidak buru-buru memangkas suku bunga. Pekan ini pasar menantikan data nonfarm payroll AS yang diperkirakan konsensus akan turun ke level 160 ribu.

Pasar saham kawasan Asia juga bergerak fluktuatif pekan lalu dengan indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 0.87%. Pasar saham China melemah terdalam di Asia dengan indeks CSI 300 -5.2% pekan lalu.  Pelemahan di pasar China merespons data manufaktur yang melemah di Desember, di mana PMI manufaktur turun ke 50.5 dari bulan sebelumnya 51.5. Di sisi lain, PMI non-manufaktur naik dari 50.0 ke 52.2 mengindikasikan kondisi ekonomi China yang tentatif. Nilai tukar Yuan melemah ke level 7.3 per USD di tengah penguatan USD dan mendorong narasi devaluasi Yuan. Namun bank sentral China menyatakan tetap fokus pada stabilitas Yuan, dengan titik referensi di 7.1876 per USD, walau nilai tukar Yuan melemah ke 7.3 per USD di Jumat lalu. Pernyataan ini menepis rumor di pasar terhadap potensi devaluasi Yuan. Sementara itu pasar Asia lain bergerak variatif pekan lalu, dengan indeks Kospi Korea +1.5% dan indeks Nifty India +0.8%, sementara indeks Topix Jepang -0.6% dan indeks TWSE Taiwan -1.6%.

Pasar domestik mencatat kinerja positif, dengan indeks IDX80 naik 2.15% pekan lalu dan indeks BINDO naik 0.24%. Volume perdagangan di pasar saham masih relatif sepi, dengan rata-rata harian di IDR7.2 triliun, sementara investor asing mencatat penjualan bersih IDR255 miliar di pasar saham. Imbal hasil SBN 10Y turun dari 7.04% ke 7.01%. Pemerintah merevisi rencana kenaikan PPN 12%, menjadi hanya ditujukan untuk barang mewah seperti pesawat pribadi, yacht, rumah di atas IDR30 miliar, dan kendaraan bermotor mewah. Sementara itu tidak ada perubahan tarif efektif PPN untuk barang dan jasa lain.  Secara tahunan, inflasi 2024 di level 1.57% YoY, yang merupakan inflasi tahunan terendah dalam sejarah. Inflasi yang rendah terutama disebabkan oleh turunnya harga bahan pangan di paruh pertama 2024 efek normalisasi pasokan pasca El Nino. 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen