30 Desember 2024
Pasar saham Amerika Serikat mencatat kinerja positif di tengah aktivitas perdagangan yang sepi pada periode Nataru. Indeks S&P 500 ditutup naik 0.67% dan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.52% ke 4.62%. Data ekonomi AS yang dirilis pekan lalu variatif, dengan data keyakinan konsumen AS turun di Desember dari 112.8 ke 104.7. Sementara itu data klaim pengangguran turun ke 219 ribu, lebih rendah dari ekspektasi 223 ribu yang mengindikasikan tingkat PHK tetap rendah di AS. Walau demikian, data continuing claims naik ke 1.91 juta, level tertinggi sejak 2021 yang mengindikasikan pengangguran semakin lama mendapat pekerjaan baru.
Pasar saham kawasan Asia mencatat kinerja positif pekan lalu, dengan indeks MSCI Asia Pacific naik 2.09%. Pasar merespons positif data inflasi PCE Amerika Serikat yang menunjukkan sinyal inflasi melandai sehingga membuka ruang penurunan suku bunga di 2025. Pasar Jepang menjadi penopang kinerja, setelah nilai tukar Yen melemah ke level terendah dalam lima bulan yang suportif bagi kinerja perusahaan berbasis ekspor di Jepang. Pasar China dan Hong Kong juga mencatat kinerja mingguan positif didukung optimisme pemerintah China akan mengeluarkan stimulus tambahan. China dikabarkan akan menerbitkan obligasi khusus mencapai RMB3 triliun untuk mendukung konsumsi.
Di pasar domestik, aktivitas perdagangan di pasar saham relatif sepi, di mana rata-rata perdagangan harian bursa hanya IDR6.4 triliun dibanding IDR9.7 triliun di pekan sebelumnya. Indeks saham IDX80 naik 0.91% dan investor asing mencatat pembelian bersih IDR129 miliar. Indeks obligasi BINDO juga ditutup naik 0.15% dengan imbal hasil SBN 10Y turun dari 7.06% ke 7.04%. Sementara itu nilai tukar Rupiah masih tertekan, melemah 0.25% terhadap USD ke level 16,235 di tengah nilai tukar USD yang masih menguat (indeks DXY +0.35%).
IDB: Pemerintah membatalkan rencana kenaikan PPN
Investment Daily Bread
IDB: Pasar global variatif menjelang perdagangan akhir tahun
Investment Daily Bread
How might the US election and China’s stimulus package impact Asian fixed income?
Investment Note