2 Desember 2024
Pasar saham Amerika Serikat melanjutkan tren penguatan pekan lalu, dengan indeks S&P 500 ditutup naik 1.06% mencetak rekor level tertinggi. Sentimen pasar didukung oleh nominasi Scott Bessent sebagai menteri keuangan AS dalam kabinet Trump, di mana Bessent merupakan veteran dalam industri hedge fund dan dianggap sebagai sosok yang market-friendly dan mengedepakan stabilitas pasar. Pasar UST merespon positif nominasi Bessent, di mana imbal hasil UST 10Y turun dari 4.40% ke 4.17%. Selain itu pasar juga merespon positif gencatan senjata Israel - Hezbollah yang mendorong harga minyak Brent turun 2.97% pekan lalu ke level USD72.9 per barel. Pandangan pasar terhadap ekonomi AS menguat menjelang periode libur akhir tahun, didukung oleh data PMI jasa yang naik ke level 57.0, sementara data inflasi PCE bulanan stabil di 0.2% MoM. Pekan ini pasar menantikan data tenaga kerja nonfarm payroll, dengan konsensus memperkirakan terdapat 200 ribu pekerja baru.
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif pekan lalu, dengan pasar China mencatat kinerja positif didukung harapan stimulus baru dari pemerintah China. Central Economic Work Conference pemerintah China di 11-12 Desember diharapkan akan mengumumkan stimulus baru seiring dengan meningkatnya risiko dari kebijakan Trump di 2025. Indeks CSI 300 China menguat 1.3%, dan indeks Hang Seng menguat 1.0%. Sementara itu pasar Korea Selatan melemah dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap outlook ekonomi setelah bank sentral Korea Selatan melakukan pemangkasan suku bunga mendadak 25bps. Indeks Kospi ditutup turun 1.8% pekan lalu. Pasar Taiwan juga melemah 2.8% menantikan kabar potensi pengetatan pembatasan lanjutan penjualan AI memory chip dan alat semikonduktor ke China oleh pemerintah AS. Sementara itu data inflasi Jepang meningkat lebih tinggi dari ekspektasi yang memperkuat pandangan BoJ dapat menaikkan suku bunga di Desember. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup positif 0.67% pekan lalu.
Di pasar domestik, Presiden Prabowo mengumumkan kenaikan UMP 2025 di 6.5%, lebih tinggi dari 3.7% di 2023. Sementara itu Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa fokus kebijakan BI saat ini adalah menjaga stabilitas Rupiah di tengah fluktuasi global. Pernyataan ini mengindikasikan BI dapat mempertahankan tingkat suku bunga dalam jangka pendek. Data PMI manufaktur Indonesia kembali pada level kontraksi di 49.6 di Oktober, yang merupakan kontraksi 5 bulan beruntun. Indeks saham IDX80 melemah -2.18% pekan lalu dengan investor asing mencatat penjualan bersih IDR3.9 triliun. Indeks obligasi BINDO ditutup +0.13% dengan imbal hasil SBN 10Y turun 5bps ke 6.87%.
IDB: Arus dana asing menopang kinerja pasar saham domestik
Baca selengkapnyaIDB: Inflasi domestik kembali melandai
Baca selengkapnyaIDB: Pemerintah menetapkan kenaikan UMP 2025 di 6.5%
Baca selengkapnya