Skip to main content
Back

Kejutan pemangkasan BI Rate

16 Januari 2025


Global
Pasar saham Amerika Serikat mencatat penguatan harian tertinggi sejak 6 November pasca pemilu, merespons data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi inti Desember di level 0.2% MoM/3.2% YoY, di bawah ekspektasi 0.3% MoM/3.3% YoY, yang mengurangi kekhawatiran pasar terhadap kondisi inflasi AS. Sementara itu inflasi umum naik sesuai dengan ekspektasi di 0.4% MoM/2.9% YoY. Selain itu sentimen pasar juga didukung oleh laporan earnings dari perbankan besar AS seperti JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan Citigroup yang lebih baik dari ekspektasi. Indeks S&P 500 menguat 1.83% dan imbal hasil UST 10Y turun dari 4.79% ke 4.65%. Nilai tukar USD berdasarkan indeks DXY juga turun 0.17% ke level 109.09. Kondisi geopolitik juga menunjukkan perkembangan positif, di mana Israel dan Gaza sepakat untuk gencatan senjata.   

Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif menantikan data inflasi AS. Pasar Taiwan dan China melemah, di mana indeks TWSE -1.2%, dan indeks CSI 300 -0.6%, sementara indeks Topix Jepang +0.3%. Penguatan pasar Jepang ditopang oleh sektor finansial, imbas dari optimisme pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga BoJ pekan depan. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup +0.43%. 

Indonesia

Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan memangkas BI Rate 25bps menjadi 5.75%, di luar ekspektasi seluruh ekonom dalam survei Bloomberg yang sebelumnya memperkirakan suku bunga tetap di 6%. BI mengindikasikan perubahan postur menjadi pro-stabilitas dan pertumbuhan, dari sebelumnya yang hanya pro-stabilitas, di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi. Proyeksi pertumbuhan PDB 2025 direvisi turun menjadi 4.7-5.5% dari sebelumnya 4.8-5.6%. Pasar saham menguat merespons keputusan BI, dengan indeks IDX80 +2.41% dengan sektor finansial menjadi pendorong kinerja pasar. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR593 miliar di pasar saham. Sementara itu indeks obligasi BINDO turun -0.16% dengan imbal hasil SBN 10Y turun 1bps ke 7.26%, sementara tenor lebih pendek seperti 15Y turun lebih banyak sebesar 8bps ke 7.07%.

 



Unduh Dokumen

16 Januari 2025


Global
Pasar saham Amerika Serikat mencatat penguatan harian tertinggi sejak 6 November pasca pemilu, merespons data inflasi AS yang lebih rendah dari ekspektasi. Inflasi inti Desember di level 0.2% MoM/3.2% YoY, di bawah ekspektasi 0.3% MoM/3.3% YoY, yang mengurangi kekhawatiran pasar terhadap kondisi inflasi AS. Sementara itu inflasi umum naik sesuai dengan ekspektasi di 0.4% MoM/2.9% YoY. Selain itu sentimen pasar juga didukung oleh laporan earnings dari perbankan besar AS seperti JPMorgan, Goldman Sachs, Wells Fargo, dan Citigroup yang lebih baik dari ekspektasi. Indeks S&P 500 menguat 1.83% dan imbal hasil UST 10Y turun dari 4.79% ke 4.65%. Nilai tukar USD berdasarkan indeks DXY juga turun 0.17% ke level 109.09. Kondisi geopolitik juga menunjukkan perkembangan positif, di mana Israel dan Gaza sepakat untuk gencatan senjata.   

Asia
Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif menantikan data inflasi AS. Pasar Taiwan dan China melemah, di mana indeks TWSE -1.2%, dan indeks CSI 300 -0.6%, sementara indeks Topix Jepang +0.3%. Penguatan pasar Jepang ditopang oleh sektor finansial, imbas dari optimisme pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga BoJ pekan depan. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup +0.43%. 

Indonesia

Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan memangkas BI Rate 25bps menjadi 5.75%, di luar ekspektasi seluruh ekonom dalam survei Bloomberg yang sebelumnya memperkirakan suku bunga tetap di 6%. BI mengindikasikan perubahan postur menjadi pro-stabilitas dan pertumbuhan, dari sebelumnya yang hanya pro-stabilitas, di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi. Proyeksi pertumbuhan PDB 2025 direvisi turun menjadi 4.7-5.5% dari sebelumnya 4.8-5.6%. Pasar saham menguat merespons keputusan BI, dengan indeks IDX80 +2.41% dengan sektor finansial menjadi pendorong kinerja pasar. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR593 miliar di pasar saham. Sementara itu indeks obligasi BINDO turun -0.16% dengan imbal hasil SBN 10Y turun 1bps ke 7.26%, sementara tenor lebih pendek seperti 15Y turun lebih banyak sebesar 8bps ke 7.07%.

 



Unduh Dokumen

Lihat semua