20 Januari 2025
Pasar saham Amerika Serikat mencatat kinerja mingguan positif didukung oleh data inflasi yang membaik serta laporan earnings emiten yang positif. Inflasi inti AS Desember di level 0.2% MoM/3.2% YoY, di bawah ekspektasi 0.3% MoM/3.3% YoY, yang mengurangi kekhawatiran pasar terhadap kondisi inflasi AS. Tidak hanya data inflasi, data penjualan ritel dan klaim pengangguran juga lebih buruk dari ekspektasi yang mendorong harapan potensi pemangkasan Fed Funds Rate masih terbuka. Selain data ekonomi, sentimen pasar juga ditopang oleh rilis laporan earnings perbankan besar AS yang lebih baik dari ekspektasi, seperti JPMorgan, Citigroup, dan Wells Fargo. Indeks S&P 500 +2.9% pekan lalu dan indeks Nasdaq +2.4%. Imbal hasil UST 10Y turun 13bps ke 4.62%. Pekan ini pasar menantikan pelantikan Donald Trump dan kebijakan awal dari administrasinya.
Pasar saham kawasan Asia menguat pekan lalu merespons harapan pemangkasan Fed Funds Rate setelah data ekonomi AS lebih lemah dari ekspektasi. Selain itu pasar juga didukung oleh pertumbuhan ekonomi China yang lebih kuat dari ekspektasi. Pertumbuhan ekonomi China mencapai 5.4% YoY di 4Q-2024, melebihi ekspektasi konsensus di 5.0%. Data ini mendukung angka pertumbuhan ekonomi sepanjang 2024 mencapai 5.0% sesuai dengan target pemerintah China. Kontributor pertumbuhan terutama dari sektor perdagangan dan manufaktur, sementara konsumsi domestik lemah. Sementara itu bank sentral Korea Selatan mengejutkan dengan mempertahankan suku bunga acuan di 3% (ekspektasi konsensus: 2.75%) untuk menjaga stabilitas nilai tukar Won di tengah penguatan USD dan gejolak politik domestik. Pekan ini pasar menantikan rapat BoJ, dengan ekspektasi konsensus suku bunga naik 25bps ke 0.5%.
Di pasar domestik, Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan memangkas BI Rate 25bps menjadi 5.75%. BI mengindikasikan perubahan postur menjadi pro-stabilitas dan pertumbuhan, dari sebelumnya yang hanya pro-stabilitas, di tengah pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah dari ekspektasi. Proyeksi pertumbuhan PDB 2025 direvisi turun menjadi 4.7-5.5% dari sebelumnya 4.8-5.6%. Pasar saham merespons positif keputusan BI, dengan indeks IDX80 ditutup naik 0.59% pekan lalu. Investor asing mencatat pembelian bersih IDR243 miliar di pasar saham. Indeks obligasi BINDO ditutup naik 0.05% dengan imbal hasil SBN 10Y turun 4bps ke 7.13%, sementara tenor pendek seperti 5Y turun 15bps ke 6.94%. Imbal hasil SRBI 12m juga turun signifikan dalam lelang pekan lalu ke 6.98% dari lelang sebelumnya di 7.23%. Di sisi lain, nilai tukar Rupiah melemah 1.1% ke level 16,365 per USD.
IDB: Menantikan kebijakan awal Presiden Trump
Investment Daily Bread
IDB: Ekonomi China tumbuh lebih tinggi dari ekspektasi
Investment Daily Bread
IDB: Rilis data ekonomi AS kembali lebih rendah dari ekspektasi
Investment Daily Bread