18 Maret 2025
Dr. Katarina Setiawan, Chief Economist & Investment Strategist
Tanggal 18 Maret 2025 pasar saham Indonesia mengalami koreksi dalam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun lebih dari -5%, sebelum mengalami penghentian perdagangan selama 30 menit. Setelah perdagangan dibuka kembali, penurunan ternyata masih terus berlanjut sempat mencapai lebih dari -6%. Pada saat laporan ini dibuat pukul 15.00 WIB, IHSG berangsur berbalik arah menguat, mengurangi pelemahan ke kisaran -3.9%.
Kami melihat kekhawatiran atas dinamika domestik dan global terkini adalah pemicu utama aksi jual yang terjadi tanggal 18 Maret 2025 ini:
Hal-hal tersebut di atas, dan ketidakpastian terkait keputusan The Fed dan Bank Indonesia pada pertemuan dalam dua hari ke depan mendorong aksi jual besar-besaran karena investor berupaya mengurangi kepemilikan sebelum libur panjang Idulfitri yang mencapai total 11 hari kalender atau 7 hari kerja internasional.
Penghentian perdagangan saham sementara (circuit breaker) ini adalah yang pertama kali terjadi sejak era pandemi lima tahun yang lalu. Jika kita berkaca dari penghentian perdagangan sementara sebelumnya, penurunan indeks secara tajam karena aksi jual panik biasanya akan diikuti oleh kenaikan di kemudian hari setelah invetor lebih tenang mencerna dinamika yang ada serta ketidakpastian mereda. Di bulan September 2020, IHSG sempat turun lebih dari 5% dalam sehari dan menyebabkan penghentian perdagangan sementara. Pelemahan mendalam tersebut disebabkan oleh penerapan kembali PSBB di DKI Jakarta setelah angka penularan COVID-19 kembali melejit. Keesokan harinya, IHSG naik 2,6% di dan terus melanjutkan kenaikan sampai akhir tahun.
Sumber: Bloomberg
Saat ini valuasi saham Indonesia sudah sangat atraktif bagi investor jangka panjang, di bawah 9.5 kali rasio P/E. Di saat aksi jual melanda dan kepanikan meningkat, investor sebaiknya berupaya tetap rasional dalam mengambil keputusan. Konsistensi dalam mengevaluasi keputusan investasi sesuai tujuan, profil risiko serta horison investasi tetap menjadi acuan investasi yang lebih baik dalam jangka panjang.
PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) adalah manajer investasi dengan total dana kelolaan terbesar di Indonesia, yaitu Rp98,9 triliun (Desember 2024) dengan pangsa pasar 11,84% (Desember 2024) di antara >90 perusahaan manajer investasi. MAMI telah hadir dan mendampingi langkah dari lebih dari 2 juta investor individu dan institusi (per akhir Desember 2024) selama 27 tahun sejak 1996. MAMI adalah bagian dari Manulife Investment Management dan Manulife Financial Corporation yang berkantor pusat di Toronto, Kanada.
IDB: Presiden Trump indikasikan pengumuman tarif baru di 2 April
Investment Daily Bread
IWH: Ketidakpastian outlook pertumbuhan menekan pasar domestik
Investment Weekly Highlights
IDB: Pasar global fluktuatif menantikan kebijakan tarif lanjutan AS
Investment Daily Bread