27 Juni, 2022
Pekan lalu
Bursa saham Amerika Serikat menguat – mengakhiri pelemahan selama tiga minggu berturut-turut – didukung sentimen yang lebih positif terkait meredanya kekhawatiran inflasi dan potensi resesi ekonomi. Data final ekspektasi inflasi konsumen AS jangka panjang oleh University of Michigan di bulan Juni turun dari level tertinggi dalam 14 tahun. Responden memperkirakan inflasi akan naik 3.1% selama lima hingga sepuluh tahun ke depan, turun dari perkiraan awal 3.3%. Presiden St Louis James Bullard mengatakan bahwa kekhawatiran resesi ekonomi AS terlalu berlebihan. Dalam testimoninya di hadapan Kongres, Jerome Powell menyatakan The Fed berkomitmen untuk menanggulangi inflasi, dan mengindikasikan kenaikan suku bunga dapat terus terjadi hingga terdapa bukti kuat kalau inflasi mereda. Data ekonomi yang dirilis adalah Existing Home Sales (Mei) turun 3.4% MoM, dan PMI Manufacturing (Juni) turun ke level 52.4 dari sebelumnya 57.0. Imbal hasil UST 10 tahun ditutup turun ke level 3.13% dari penutupan pekan sebelumnya 3.22%.
Bursa saham Asia rebound, membukukan penguatan mingguan sebesar 1.53%. Pasar mengambil napas dari tekanan aksi jual kuat yang dipicu oleh pengetatan moneter agresif AS yang dikhawatirkan dapat mendorong ekonomi menuju resesi. Pasar saham China menguat didukung optimisme potensi stimulus ekonomi tambahan setelah Presiden Xi Jinping menekankan akan mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5.5% tahun ini. Bank sentral China mempertahankan tingkat suku bunga acuan 1Y loan prime rate di 3.7%, dan 5Y loan prime rate di 4.45% seiring dengan membaiknya data ekonomi China.
Sejalan dengan bursa saham Asia, pasar saham Indonesia rebound membukukan penguatan mingguan sebesar 1.53%, sementara BINDO menguat 0.34%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR4.19 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun turun ke level 7.33% dari penutupan pekan sebelumnya 7.47%. Sesuai dengan ekspektasi pasar Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 3.50%. BI menyatakan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga karena inflasi yang terjaga didukung subsidi pemerintah dan cadangan devisa yang memadai.
Pekan ini
Sejalan dengan bursa saham Asia, pasar saham Indonesia rebound membukukan penguatan mingguan sebesar 1.53%, sementara BINDO menguat 0.34%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR4.19 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun turun ke level 7.33% dari penutupan pekan sebelumnya 7.47%. Sesuai dengan ekspektasi pasar Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 3.50%. BI menyatakan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga karena inflasi yang terjaga didukung subsidi pemerintah dan cadangan devisa yang memadai.
IDB: Trump menunda tarif terhadap Meksiko dan Kanada
Investment Daily Bread
IWH: DeepSeek membayangi sektor teknologi global
Investment Weekly Highlights
IDB: AS mengumumkan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China
Investment Daily Bread
Pekan ini
Sejalan dengan bursa saham Asia, pasar saham Indonesia rebound membukukan penguatan mingguan sebesar 1.53%, sementara BINDO menguat 0.34%. Investor asing di pasar saham membukukan penjualan bersih senilai IDR4.19 triliun. Imbal hasil obligasi pemerintah IDR tenor 10 tahun turun ke level 7.33% dari penutupan pekan sebelumnya 7.47%. Sesuai dengan ekspektasi pasar Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di 3.50%. BI menyatakan tidak terburu-buru menaikkan suku bunga karena inflasi yang terjaga didukung subsidi pemerintah dan cadangan devisa yang memadai.