24 Maret 2025
Pasar saham Amerika Serikat bergerak fluktuatif pekan lalu dipengaruhi oleh kekhawatiran melemahnya data konsumsi AS dan menantikan rapat FOMC. Sesuai dengan ekspektasi pasar, The Fed mempertahankan suku bunga di 4.25%-4.50%. Namun The Fed mengindikasikan ketidakpastian kebijakan ekonomi AS masih tinggi sehingga merevisi turun outlook pertumbuhan ekonomi 2025 dari 2.1% menjadi 1.7% dan merevisi naik outlook inflasi inti dari 2.5% ke 2.8%. Di sisi lain, Ketua The Fed Powell menyatakan bahwa dampak tarif terhadap inflasi bersifat 'sementara' dan tidak mengubah outlook penurunan suku bunga 50bps tahun ini. Data konsumsi AS menunjukkan pelemahan, dengan penjualan ritel tumbuh +0.2% MoM, lebih rendah dari ekspektasi +0.6%. Indeks S&P 500 ditutup +0.5% pekan lalu dan imbal hasil UST 10Y turun dari 4.31% ke 4.24%. Pekan ini pasar akan memperhatikan data inflasi PCE AS, di mana konsensus memperkirakan tetap di level 2.5% YoY.
Pasar saham kawasan Asia mencatat kinerja positif dengan indeks MSCI Asia Pacific ditutup naik +1.8% pekan lalu. Penguatan indeks terutama didukung oleh pasar Taiwan (+1.1%), Korea Selatan (+3.0%), dan India (+4.3%). Meredanya penguatan USD dan data ekonomi AS yang melemah menjadi faktor yang mendukung kinerja pasar saham kawasan Asia. Sementara itu pasar China mencatat kinerja negatif dengan indeks CSI 300 -2.3% dan indeks Hang Seng Hong Kong -1.1% di tengah aksi ambil untung di pasar. Sebelumnya pasar merespons positif rencana pemerintah China untuk mendorong konsumsi domestik, dengan mendukung pertumbuhan upah dan penyaluran subsidi untuk mengurangi beban finansial. Selain itu data ekonomi China terbaru menunjukkan perbaikan, di mana penjualan ritel, produksi industrial, serta investasi tumbuh lebih baik dari perkiraan.
Pasar saham Indonesia melemah pekan lalu, dengan IHSG sempat merosot 7.1% memicu perhentian perdagangan (trading halt) untuk pertama kalinya setelah pandemi. Pelemahan tersebut dipicu oleh kombinasi berbagai kekhawatiran seperti defisit fiskal, konsumsi yang melemah, dan kekhawatiran perombakan kabinet. Indeks IDX80 ditutup -4.84% pekan lalu dan IHSG -3.95%. Seluruh sektor mencatat pelemahan, dengan sektor teknologi melemah terdalam. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR7.1 triliun di pasar saham. Indeks obligasi BINDO juga ditutup -0.44%, dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.97% ke 7.18%. Sementara itu Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di 5.75%. Bank Indonesia mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi di 4.7%-5.5% dan inflasi di 1.5%-3.5%. Neraca perdagangan kembali mencatat surplus USD3.1 miliar. Ekspor tumbuh 14.05% YoY dan impor tumbuh 2.30%, keduanya melebihi ekspektasi.
IDB: Tarif sekunder Presiden Trump
Investment Daily Bread
IDB: Presiden Trump indikasikan pengumuman tarif baru di 2 April
Investment Daily Bread
IDB: Pasar global fluktuatif menantikan kebijakan tarif lanjutan AS
Investment Daily Bread