Skip to main content
Back

Kekhawatiran tekanan inflasi AS

13 Januari 2025


Pasar saham Amerika Serikat tertekan pekan lalu dipengaruhi oleh rilis data ekonomi yang lebih kuat dari ekspektasi sehingga meningkatkan kekhawatiran terhadap potensi inflasi dan berdampak pada pemangkasan Fed Funds Rate (FFR) yang lebih terbatas. Data ISM services naik ke level 54.1 di Desember melebihi ekspektasi 53.5 mengindikasikan aktivitas ekonomi AS yang kuat di periode Nataru. Selain itu data tenaga kerja juga solid, di mana data nonfarm payroll dan data JOLTS jobs opening lebih tinggi dari ekspektasi. Pandangan pasar terhadap potensi pemangkasan FFR menjadi lebih konservatif, di mana konsensus Bloomberg memperkirakan hanya satu kali pemangkasan suku bunga tahun ini dari ekspektasi sebelumnya dua kali. Kekhawatiran inflasi menyebabkan imbal hasil UST 10Y naik dari 4.59% ke 4.76%, menyentuh level tertinggi sejak Desember 2023. Indeks S&P 500 ditutup turun 1.94% pekan lalu. Pekan ini pasar menantikan data inflasi AS, dengan konsensus memperkirakan inflasi naik ke 2.9% YoY dari sebelumnya 2.7%.

Pasar saham kawasan Asia bergerak variatif pekan lalu, di mana pasar yang didominasi sektor teknologi mencatat kinerja terbaik. Optimisme di sektor teknologi didukung oleh rilis produk baru dari Nvidia yang diharapkan dapat semakin mendorong permintaan untuk produk AI. Selain itu pasar juga merespons positif kabar Microsoft akan investasi USD80 miliar untuk membangun data center tahun ini, yang dipandang dapat menguntungkan bagi rantai pasok IT hardware di Asia. Pasar Korea Selatan dan Taiwan yang memiliki eksposur besar di sektor IT mencatat kinerja terbaik pekan lalu, dengan indeks Kospi +3.0% dan indeks TWSE +0.5%. Di sisi lain, pasar China melemah, dipengaruhi oleh data inflasi China mengecewakan, turun ke 0.1% YoY dari sebelumnya 0.2%. Tekanan deflasi di China mengindikasikan dukungan stimulus sejauh ini belum efektif mengangkat ekonomi China. Indeks CSI 300 ditutup turun 1.1% pekan lalu. Secara keseluruhan indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 1.9% pekan lalu. Pekan ini pasar menantikan data pertumbuhan ekonomi China 4Q-2024, dengan konsensus memperkirakan pertumbuhan di 5% YoY.

Pasar domestik melemah pekan lalu, dengan indeks IDX80 turun 1.79% dan indeks obligasi BINDO turun 0.30%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR2.1 triliun di pasar saham, sementara imbal hasil SBN 10Y naik dari 7.02% ke 7.18%. Naiknya imbal hasil UST dan penguatan USD menjadi faktor yang menekan sentimen di pasar domestik. Sementara itu data ekonomi yang dirilis relatif positif, di mana cadangan devisa meningkat ke USD155.7 miliar di Desember yang merupakan level rekor tertinggi, menjadi faktor positif untuk menjaga stabilitas Rupiah. Selain itu pemerintah melaporkan defisit APBN 2024 lebih baik dari target di level 2.29% dari PDB, di bawah target 2.7%. Pekan ini pasar menantikan rapat BI, dengan konsensus memperkirakan BI Rate bertahan di 6.0%. 

 

 

Unduh Dokumen

 

 

  • IDB: Pasar melemah mencerna ekspektasi perubahan suku bunga AS

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Data tenaga kerja AS yang kuat meningkatkan kekhawatiran inflasi

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
  • IDB: Menantikan data tenaga kerja AS

    Investment Daily Bread

    Baca selengkapnya
Lihat semua

 

 

Unduh Dokumen