3 Maret 2025
Pasar saham Amerika Serikat melemah pekan lalu dibayangi oleh kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang melemah. Beberapa data konsumsi AS menunjukkan pelemahan, seperti personal spending mengalami kontraksi -0.2%, consumer confidence turun dari 105.3 ke 98.5, dan klaim pengangguran naik ke 242 ribu yang merupakan level tertinggi sejak Oktober. Selain itu estimasi pertumbuhan PDB 1Q-25 dari Fed Atlanta juga direvisi turun menjadi hanya 1.5% dari estimasi sebelumnya 2.3%. Imbal hasil UST 10Y turun dari 4.43% ke 4.20% merespons data ekonomi AS yang melemah tersebut. Indeks S&P 500 turun -0.98% pekan lalu dengan sektor teknologi mencatat pelemahan terdalam dipengaruhi oleh proyeksi earnings Nvidia yang mengecewakan. Sementara itu Presiden Trump menegaskan tarif terhadap Kanada dan Meksiko akan tetap berjalan di Maret. Selain itu Trump juga menyatakan akan mengenakan tarif tambahan terhadap China sebesar 10%.
Pasar saham kawasan Asia melemah, di mana indeks MSCI Asia Pacific turun -3.79% pekan lalu, mengakhiri penguatan enam pekan beruntun. Sentimen pasar dipengaruhi oleh wacana tarif tambahan AS terhadap China serta instruksi Trump untuk membatasi investasi China ke AS di sektor strategis seperti teknologi dan energi. Selain itu Pemerintah AS dikabarkan sedang mempersiapkan pembatasan yang lebih keras terhadap China untuk impor semikonduktor, dan juga mengajak sekutunya untuk memperkeras restriksi terhadap industri chip China. Sektor teknologi Asia juga tertekan oleh proyeksi earnings yang mengecewakan dari Nvidia, menyebabkan sektor teknologi Asia mencatat pelemahan terdalam pekan lalu.
Pasar domestik mengalami tekanan pekan lalu, di mana indeks saham IDX80 melemah -9.35% dan IHSG -7.83%. Investor asing mencatat penjualan bersih IDR10.3 triliun di pasar saham pekan lalu, yang merupakan outflow mingguan terbesar sejak April 2024. Ketidakpastian tarif AS, penguatan USD, serta rilis earnings emiten domestik yang mengecewakan menjadi beberapa faktor yang memicu penjualan asing di pasar saham. Nilai tukar Rupiah melemah -1.69% pekan lalu ke 16,580/USD yang merupakan level rekor terlemah. Indeks obligasi BINDO juga mencatat pelemahan -0.32% dengan imbal hasil SBN 10Y naik dari 6.78% ke 6.91%. Per Kamis 27 Februrari, investor asing mencatat penjualan bersih IDR4.5 triliun di pasar obligasi. Dalam lelang SRBI pekan lalu, imbal hasil rata-rata tenor 12m naik ke 6.43% dari sebelumnya 6.40%. BI memenangkan IDR8 triliun dalam lelang tersebut, sama dengan nominal penerbitan di pekan sebelumnya.
IDB: Kanada dan China umumkan tarif balasan terhadap AS
Investment Daily Bread
IDB:Presiden Trump konfirmasi tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China
Investment Daily Bread
IDB: IHSG turun ke level terendah sejak September 2021
Investment Daily Bread