18 November 2024
Pekan lalu perhatian pasar bergeser dari euforia terpilihnya Trump menjadi pada arah kebijakan suku bunga The Fed. Ketua The Fed Powell mengatakan bahwa ekonomi dalam kondisi baik dan The Fed tidak perlu buru-buru memangkas suku bunga. Data inflasi harga produser (PPI) naik ke 2.4% YoY di Oktober dari sebelumnya 1.9% dan penjualan ritel AS yang tumbuh 0.4% MoM di Oktober, lebih tinggi dari ekspektasi 0.3%, memperkuat narasi The Fed dapat memangkas suku bunga lebih gradual. Pandangan yang lebih gradual ini tercermin pada imbal hasil UST 10Y yang naik dari 4.30% ke 4.44% pekan lalu. Sementara itu indeks S&P 500 ditutup turun 2.08%.
Pasar saham kawasan Asia melemah pekan lalu dibayangi kekhawatiran kebijakan Trump dapat menjadi pemberat kinerja ekonomi Asia. Indeks MSCI Asia Pacific ditutup turun 3.85% pekan lalu. PDB Jepang tumbuh 0.9% QoQ annualized di 3Q-2024 dari lebih baik dari ekspektasi 0.7%. Pertumbuhan konsumsi menjadi kontributor pertumbuhan didukung pemangkasan pajak penghasilan dan meningkatnya bonus. Kondisi menjadi faktor pendukung yang membuka ruang bagi BoJ untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Sementara itu data ekonomi China yang dirilis pekan lalu variatif dengan penjualan ritel tumbuh 4.8% YoY di Oktober (sebelumnya 3.2%), sementara produksi industrial tumbuh 5.3% YoY (sebelumnya 5.4%). Sisi positifnya, harga properti baru menunjukkan perbaikan -0.5% di Oktober, mereda dari -0.7% di bulan sebelumnya yang diharapkan sebagai sinyal awal stabilisasi sektor properti China.
Pasar domestik melemah pekan lalu dengan indeks saham IDX80 turun 2.18% dan indeks obligasi BINDO turun 0.34% dibayangi penguatan USD dan tekanan jual asing. Rupiah melemah 1.18% pekan lalu ke level 15,855/USD dan investor asing mencatat penjualan bersih IDR4.7 triliun pekan lalu di pasar saham dan IDR621 miliar di pasar obligasi. Imbal hasil SBN 10Y naik 18bps ke 6.92% seiring dengan kenaikan imbal hasil US Treasury. Neraca perdagangan turun ke USD2.47 miliar di Oktober dari sebelumnya USD3.23 miliar. Kinerja ekspor meningkat 10.25% YoY di Oktober, mengungguli ekspektasi 3.47%, dan impor tumbuh 17.49% YoY dari sebelumnya 8.55%.
IDB: Outlook kebijakan Trump dan suku bunga The Fed menjadi perhatian pasar
Baca selengkapnyaIDB: Surplus neraca perdagangan Indonesia menurun
Baca selengkapnyaSeeking Alpha November 2024: Memanfaatkan volatilitas pasar obligasi
Seeking Alpha