Skip to main content
Back

 

Dalam seri artikel Diverse Asia terbaru kami, Manulife Investment Management mengeksplorasi tantangan dan peluang terkait gender yang ditemukan di Indonesia, Hong Kong, Malaysia, dan Taiwan. Konten artkel tersebut dikembangkan dengan wawasan dan penelitian dari data hak milik kami dan the Sau Po Center on Ageing di “HKU”.

Mengidentifikasi penyebab terjadinya ketidaksetaraan pendapatan dan pensiun

Ketidaksetaraan gender yang terjadi sepanjang hidup

Chart Sumber: “Closing gender gaps throughout the life course,” Human Development Reports, Maret 2018. Sumber data: Human Development Reports 2016, Life-Course Gender Gap Dashboard, kumpulan data komprehensif terbaru yang tersedia. Data pangsa lulusan sains, matematika, teknik, manufaktur, dan konstruksi (STEM) di tingkat tersier berasal dari UNESCO Institute for Statistics (2018), Pusat Data. Data total waktu yang dihabiskan untuk pekerjaan perawatan tak berbayar berasal dari Human Development Reports 2015, Gambar 4.1. Data angka harapan hidup pada usia 60 tahun berasal dari UNDESA (2017), World Population Prospects: The 2017 Revision. STEM mencakup lulusan sains, matematika, teknik, manufaktur, dan konstruksi.

Kontekstualisasi ketidaksetaraan struktural di Asia

Partisipasi angkatan kerja pada empat market kunci Asia (%)

Chart Sumber: Seluruh data adalah per Juni 2022. International Labour Organization, ILOSTAT database; data Taiwan diperoleh dari Ministry of Labor (Kementrian Tenaga Kerja), Taiwan.

Angka partisipasi angkatan kerja di Taiwan (%)

Chart Sumber: Ministry of Labor, Taiwan, 2021

Di Malaysia, partisipasi di dalam pekerjaan dengan upah lebih tinggi cenderung dimiliki oleh laki-laki

Chart Sumber: Institute of Labour Market Information and Analysis (ILMIA), National Employment Return (NER), 2019, data terkini yang tersedia.

Pekerja perempuan dengan gelar pendidikan tersier di Indonesia memperoleh penghasilan yang lebih kecil dari pekerja laki-laki (dalam rupiah)

Chart Sumber: “Labour Force Survey,” UN Women dan BPS, Februari 2020, data terkini yang tersedia.

Pekerjaan dengan upah lebih tinggi di Indonesia didominasi oleh laki-laki (dalam rupiah)

Chart Sumber: “Labour Force Survey,” UN Women dan BPS, Februari 2020, data terkini yang tersedia.

Risiko yang spesifik gender meluas kepada lebih besarnya kebutuhan perawatan di kemudian hari di kalangan perempuan

Kami telah mencatat dampak yang dapat ditimbulkan oleh pernikahan dan memiliki anak bagi kaum perempuan dalam hal akumulasi kekayaan, namun bagaimana dengan tanggung jawab yang lainnya kepada keluarga? Dan apakah masalah kesehatan yang berhubungan dengan gender – seperti misalnya perempuan yang hidup lebih lama dari laki-laki atau memiliki harapan hidup sehat yang lebih pendek – menciptakan tantangan yang lebih besar bagi kaum perempuan dalam pemenuhan kebutuhannya akan perawatan kesehatan?

Sebuah contoh dari Taiwan memperlihatkan bagaimana ketidaksetaraan gender dapat menyebabkan disparitas di hari tua. Di 2020, angka harapan hidup rata-rata orang Taiwan adalah 84,7 tahun untuk perempuan dan 78,1 tahun untuk laki-laki, yang artinya perempuan hidup lebih lama 6 hingga 7 tahun daripada laki-laki. Namun, hidup yang lebih lama tidak serta merta berarti hidup lebih lama dan lebih sehat. Bahkan faktanya, angka harapan hidup tidak sehat adalah 9,39 tahun untuk perempuan dan 7,64 tahun untuk laki-laki. Di kebanyakan market yang kami amati, walau perempuan hidup lebih lama daripada laki-laki, angka kematian perempuan lebih tinggi serta memiliki risiko penurunan kualitas hidup yang lebih besar. Karenanya tidaklah mengejutkan bila di Taiwan statistik menunjukkan bahwa pengguna layanan perawatan kesehatan jangka panjang kebanyakan adalah perempuan. 

 

Pengguna layanan perawatan jangka panjang di 2020, berdasarkan jenis kelamin (%)

Chart Sumber: Executive Yuan, Taiwan, 2022. Data per 2020, data terkini yang tersedia.

Perawatan lansia juga menjadi isu yang berpusat pada perempuan dan adalah salah satu alasan terjadinya disparitas ekonomi. Sebagai contoh, di Hong Kong, tanggung jawab untuk merawat lansia diberikan kepada kaum perempuan, yang pada gilirannya menyebabkan perempuan harus berhenti bekerja dan menghadapi naiknya biaya perawatan di saat ia tidak memiliki penghasilan.

 

Anggota keluarga di Hong Kong yang menganggur karena berhenti bekerja untuk merawat anggota keluarga lainnya, berdasarkan umur dan gender (dalam ribuan)

Chart Sumber: Census and Statistics Department, 2021

Ketidaksetaraan adalah masalah yang dapat terjadi seumur hidup; karenanya, untuk memutus pola ketidaksetaraan yang konsisten ini, kita harus memahami bahwa ketidakmampuan untuk mengatasi penyebab dari masalah ini semenjak dini dapat mendatangkan kesusahan yang harus ditanggung seumur hidup. Sebagai contoh, anak yang kurang memiliki akses kepada pendidikan sejak dini akan terpaksa harus bekerja di sektor-sektor informal atau terpaksa menganggur, yang akan mengarah pada disrupsi terhadap akumulasi kekayaan serta akan harus menjalani usia tua yang penuh penderitaan. Para lansia juga dapat menderita sakit atau cacat yang disebabkan oleh kurangnya pencegahan penyakit kala usia mereka masih lebih muda atau karena cedera yang dialami akibat melakukan pekerjaan kasar, yang juga akan menambah beban pada pendapatan pensiun mereka nantinya.

 

Melebihi masalah-masalah yang lebih struktural, pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak negatif yang tidak proporsional pada kaum perempuan dari sudut pandang kesehatan, kesejahteraan, dan finansial.

  • Menurut “Global Gender Gap Report 2021 (Laporan Kesenjangan Gender Global 2021)” yang dikeluarkan oleh Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum), “Sektor-sektor yang terpukul paling berat oleh diterapkannya lockdown serta digitalisasi yang sangat cepat adalah sektor-sektor di mana pekerjanya paling banyak adalah perempuan. Ditambah dengan tekanan kewajiban memberikan perawatan dan pengasuhan di rumah, krisis ini telah menyebabkan terhentinya progres menuju kesetaraan gender di beberapa negara dan industri.”
  • Menurut statistik dari International Labour Union, COVID-19 telah menyebabkan menurunnya angka tenaga kerja perempuan di Asia dan Pasifik sebesar 3,8%, sementara angka tenaga kerja laki-laki hanya turun 2,9%.
  • Sebagai contoh, setelah banyak perusahaan di Indonesia merumahkan pekerjanya akibat pandemi, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) memperkirakan hal ini akan mengakibatkan adanya 6,4 juta pengangguran. Industri garmen di Indonesia memperkerjakan 2,1 juta orang, di mana 80% di antaranya adalah perempuan.
  • Meningkatnya angka kemiskinan akibat pandemi diyakini berdampak lebih besar terhadap perempuan maupun keluarga yang dikepalai oleh perempuan. Riset oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa 74% dari keluarga yang dikepalai oleh perempuan memperoleh lebih sedikit atau bahkan tidak memperoleh sama sekali penghasilan selama pandemi, dan bahwa para pekerja migran dalam jumlah yang signifikan harus kembali ke rumah setelah kehilangan pendapatannya.

Studi kasus: Cara meningkatkan perlindungan pensiun berdasarkan gender

Malaysia telah menjadikan isu ini sebagai prioritas dengan mengimplementasikan beberapa inisiatif yang bertujuan meningkatkan persentase jumlah perempuan yang bekerja; sebagai contoh, di 2019, program Career Comeback menawarkan pengecualian pajak tahunan bagi perempuan di usia 30 hingga 50 tahun yang kembali bekerja setelah hiatus selama paling sedikit dua tahun. Selain itu, pemerintah Malaysia juga memberikan subsidi bagi perempuan dan pemberi kerja: perempuan yang kembali bekerja akan menerima RM 500 setiap bulannya selama dua tahun, sementara pemberi kerjanya akan menerima RM 300 selama jangka waktu yang sama. Kebijakan ini telah diperbaharui hingga 2023 di dalam anggaran tahun 2020. Meskipun masih di dalam tahap awal, namun hasil awalnya telah menunjukkan capaian positif. Sejak subsidi tersebut diluncurkan, telah ada 855 perempuan yang kembali bekerja, dengan 323 pemberi kerja yang kembali memperkerjakan para perempuan yang telah berhenti bekerja sejak 2015.

Kami juga berharap agar para pemberi kerja di keempat market target kami – dan tentunya di seluruh Asia – untuk menerapkan alat transparansi pembayaran. Kebijakan mengenai transparansi pembayaran dan pemetaan upah adalah sebuah cara yang potensial untuk dapat menyoroti ketimpangan pemberian upah di dalam sebuah organisasi. Saat ini, 18 dari 38 anggota OECD telah memperkenalkan produk perundangan yang mengharuskan pemberi kerja di sektor swasta untuk menyampaikan laporan mengenai kesenjangan upah antar gender secara reguler (OECD, 2021). Hal ini telah berhasil mendorong pemberi kerja untuk menerapkan kesetaraan upah, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pekerja untuk melawan diskriminasi upah, serta membantu pemerintah dan institusi-institusi untuk mengidentifikasi dan menetapkan praktik terbaik dalam penanganan masalah ini.

Dipimpin industri: kebijakan sesuai gender untuk meningkatkan partisipasi tenaga kerja

Gig economy juga membuka peluang baru bagi kaum perempuan. Di Malaysia, persentase jumlah perempuan yang self-employed meningkat hampir dua kali lipat, dari 11,6% di 2010 menjadi 19,5% di 2020, yang mengindikasikan bahwa gig economy kemungkinan telah meningkatkan partisipasi perempuan di dalam angkatan kerja, meskipun perkerjaan semacam ini tidak memberikan benefit pensiun. Di Indonesia, hasil survei menunjukkan besarnya partisipasi perempuan di dalam industri gig economy, terutama di kalangan pekerja berusia muda.

Namun, meski gig work menawarkan peluang, ada juga tantangan-tantangan yang mesti dihadapi, terutama yang menyangkut keselamatan dan kesejahteraan pekerja perempuannya; beberapa perusahaan telah menerapkan kebijakan-kebijakan baru untuk menangani masalah ini. Grab, salah satu aplikasi online terbesar di Asia Tenggara, menawarkan layanan transportasi maupun layanan antar produk makanan di seantero pasar negara berkembang Asia. Perusahaan ini telah menerapkan kebijakan-kebijakan baru untuk meningkatkan partisipasi driver perempuan, sekaligus meredakan kekhawatiran mereka menyangkut keamanan setelah terjadinya beberapa masalah sebelumnya. Di Indonesia, driver perempuan diberikan kebebasan untuk memilih tidak mengantar penumpang dan hanya melayani pengantaran barang dan makanan. Grab juga memasang kamera CCTV di sepeda motor para driver untuk meningkatkan keamanan mereka. Beberapa perusahaan juga telah menciptakan layanan transportasi khusus perempuan, seperti misalnya LadyJek, agar pekerja perempuan lebih dapat memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaannya.

Pengalaman Manulife Investment Management

Meskipun kesenjangan gender atas pendapatan dan tabungan pensiun kaum perempuan bersifat struktural, namun insentif kebijakan publik bersama dengan inovasi-inovasi baru dari perusahaan-perusahaan digital dapat membantu untuk menjembatani kesenjangan tersebut, seperti diilustrasikan oleh pengalaman dan data kami berikut ini.

  • Di Hong Kong, pemerintah telah mencanangkan skema pemotongan pajak dari kontribusi sukarela di 2019 untuk membantu individu meningkatkan kontribusi wajib mereka kepada perusahaan. Kebijakan tersebut mendapat sambutan yang sangat baik, terutama dari kalangan perempuan. Menurut data yang dimiliki oleh Manulife Investment Management, perempuan telah menjadi peserta yang signifikan dari skema sukarela baru ini, terutama di antara mereka yang berusia 30an hingga paruh baya, sebuah periode usia yang tepat untuk giat menabung jangka panjang sebagai simpanan masa pensiun; karenanya, pemberian insentif pajak yang terukur adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah ini.
  • Penggunaan alat digital untuk melibatkan investor serta mempersonalisasi pengalaman mereka adalah sebuah cara lain untuk membangun engangement. Di 2019, Manulife Investment Management meluncurkan platform investasi digital satu atap di Hong Kong, yang juga kami luncurkan secara regional di Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Di Hong Kong, data kami menunjukkan partisipasi dan pengelolaan investasi online yang signifikan oleh para investor perempuan, terutama yang berusia di atas 35 tahun, terutama di saat terjadinya peningkatan volatilitas. Di Malaysia, alat investasi dan digital lebih populer di kalangan perempuan yang berusia lebih muda antara 20an hingga 30an. Meskipun ada banyak alasan mengapa terjadi perbedaan demografi di antara kedua market seperti terlihat di atas, ketersediaan alat internet serta literasi panduan mengenai penggunaannya dapat membantu menjelaskan mengapa penggunaannya sangat beragam di seantero Asia. 
  • Yang terakhir, pengalaman kami menunjukkan pentingnya edukasi dan literasi bagi para investor di segenap level. Meskipun pendapatan yang tinggi dan tabungan yang besar memanglah penting, edukasi dan pemberdayaan investor perempuan agar mereka memahami situasi mereka yang unik serta mengetahui tujuan investasi jangka panjang mereka dapat diperoleh dari berbagai sumber: agen asuransi, wealth manager, serta konten-konten digital. Untuk melayani Asia yang begitu beragam, pendekatan multi-channel sangatlah diperlukan.